JAKARTA,Khatulistiwanews.com (04/04) - Iskandarsyah, Direktur eksekutif Etos Indonesia Institut Iskandarsyah sampaikan berdasarkan hasil survei Etos menyebutkan kalau posisi hari ini, PDI - P dengan ketua nya bapak Tri Adhianto memiliki kesempatan untuk maju dan diusung menjadi calon Walikota Bekasi pada perhelatan politik ke depan jelang Pemilukada pada tahun 2022 nanti.
Diketahui, ketua DPC PDIP Kota Bekasi Tri Adhianto saat ini menjadi kandidat terkuat di internal partai untuk dicalonkan pada Pilkada mendatang. Pria yang juga sebagai Wakil Walikota Bekasi ini, pada Pilkada 2018 lalu sempat diusung oleh Partai Amanat Tansional (PAN). Namun karena berbagai hal, setahun kemudian pada Juli 2019 Tri pindah ke PDIP.
"Setidaknya, partai lain bakalan turut mendukung. Dibandingkan ke partai lain. Sementara, calon kandidat lainnya sedari partai PKS, masih sangat kuat," paparnya menjelaskan ke wartawan usai di sesi Konferensi Pers 'Etos Indonesia Institute' terkait "Hasil Survey Popularitas Bakal Calon Walikota Bekasi" digelar di bilangan jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat. Minggu (04/04)
"Kalau Pepen masih ada peluang maju kembali, tentunya ada peluang. Namun, sudah ga bisa lagi," tukasnya mengemukakan terkait fenomena
atmosphere politik mulai memanas ini.
Situasinya, menurut Iskandar menyebutkan bila berdasarkan prediksinya bisa muncul kandidat sebanyak kisaran empat atau lima orang calon walikota Bekasi nantinya. Lanjutnya, memang untuk saat ini yang memiliki elektabilitas dan populer di kalangan masyarakat calon yang diusung oleh PDI P dan PKS, Sementara, kalau Golkar masih mencoba mengusung calon nya ibarat bunuh diri meskipun sedari Golkar bisa saja berkoalisi kembali dengan PDI P,
"Kalau Golkar mendorong puterinya Pak Rahmat Effendi, yah bakalan premature (bunuh diri). Kita mesti menghilangkan stigma stigma seperti ini," paparnya
"Jangan mengandalkan stigma stigma dari orangtua. Hari ini kan orang berpikir, bapak nya Jenderal tentunya Jenderal, Anaknya Walikota belum tentu anaknya Walikota. Anaknya Kiyai, belum tentu anaknya Kiyai," sindirnya.
Di samping itu, menyambut bulan Ramadhan ini bisa menjadi ajang untuk sosialisasi sosialisasi dan merangkul masyarakat jelang Pemilukada. Diprediksi, menurutnya bahwa situasi nasional belum membaik. Dimana, Tuntutan rakyat untuk hidup layak terkesan dibiarkan tanpa solusi. Belum lagi menyusul perkembangan politik, ekonomi dan sosial ditengah pandemi wabah virus corona yang kurang baik.
Ditengah situasi yang makin tidak terkendali, tentunya peran setiap elemen masyarakat sangat dibutuhkan, khususnya kaum muda sangat diharapkan perannya.
Menurut Iskandarsyah, pemilih pemula memiliki suara yang cukup besar dalam pilkada, tapi dirinya tidak terlalu yakin akan berpengaruh.
“Memang pemilih pemula memiliki suara cukup besar dalam pilkada, namun saya tidak yakin akan mempengaruhi suaranya dalam pilkada ini, mungkin sekitar 3-4% pengaruhnya.” ucap Iskandarsyah.
Direktur Eksekutif Etos menambahkan, bahwa yang dapat membenahi keadaan saat ini adalah para intelektual muda, aktifis dan mahasiswa yang memiliki pikiran untuk merubah keadaan menjadi lebih maju.(Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar