JAKARTA,Khatulistiwa news.com (11/10) – Apa sebegitu rendahnya tingkat kepercayaan publik pada instisusi Polri semoga terus berbenah dan merebut simpati masyarakat kembali, ucap Ade Adriansyah,SH selaku Direktur Eksekutif KP3 Presisi Polri dalam release virtual nya Senin, (11/10/2011)
Mengutip status kawan di Facebook diantara keburukan ada juga harapan kecintaan terhadap Institusi. Artinya betapapun dahsyatnya itu tentunya keberadaan Polri sangat lah dibutuhkan rakyat dalam menjaga dan menciptakan ketertiban dan kepatuhan hukum.
Lahirnya Presisi juga menjawab kegelisahan internal baik pimpinan dan bawahan merespon rakyat. Mereka sadar bahwa tugas polri sangatlah mulia walaupun sebagai manusia pastilah sisi lainnya muncul dan mencoreng.
Namun dari kegelisahan itu harus di rubah menjadi komitmen dan langkah konkrit pembenahan besar besaran sifat karakter dan perilaku anggota serta pimpinan Polri .
Tugas mulia amanah itu jangan terkotori oleh apapun. Jaga dan awasi lembaga institusi kebanggaan kami polri. Kawal dan laporkan bersama sama jika kekuasaan disalah gunakan dan keadilan tertutupi . Polri adalah rakyat dan rakyat cinta polri . Presisi lahir mengawal tegaknya keadilan.
Langkah polisi yang menghentikan kasus dugaan pemerkosaan anak di bawah umur di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, melahirkan tagar #PercumaLaporPolisi yang kemudian ramai disuarakan masyarakat.
Sementara itu Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan adanya tagar itu secara umum dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
“Padahal, itu hanya terjadi dalam kasus di Kepolisian Resor Luwu Timur, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Akibatnya, seperti kata peribahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga,” ujar Sugeng melalui keterangan tertulis pada Senin, 11 Oktober 2021.
IPW, kata Sugeng, mengkhawatirkan kasus-kasus lain dalam penegakan hukum yang tidak profesional dilakukan kepolisian dengan tajam ke bawah tumpul ke atas semakin bermunculan.
Oleh karena itu, Sugeng menilai, sudah saatnya Kapolri Listyo Sigit melakukan ‘bersih-bersih’ di satuan reserse. Sebab di satuan itulah banyak masyarakat yang mengeluh.
“IPW berharap Polri yang telah mengusung Konsep Polri Presisi harus transparan, apakah ada kesalahan atau tidak dalam menangani kasus perkosaan tiga anak yang dilakukan oleh ayahnya. Masyarakat menunggu hasilnya,” kata Sugeng
“Keterbukaan dan respon aktif yang harus di bangun bilamana pimpinan polri mendorong anggotanya berubah tanpa kecuali. Tegas Ade.
Sebagai Bagian dari aktivis dan masyarakat yang pernah mengalami bahkan masih menemukan hal tersebut , KP3 atau komite Pendukung Presisi POLRI mengajak seluruh lapisan masyarakat yang saat ini pesimis dan resah berubah menjaga dan mendorong perubahan lebih baik sejalan dengan komitmen Presisi hari ini.Semoga Polri ke depan semakin baik. Tutup Ade.(Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar