BOGOR, Khatulistiwa news (10/08) - Berusia hampir setengah abad, tepatnya 50 tahun, keseharian aktivitasnya menyambung hidup hanya sebatas bertani, namun kecintaannya kepada seni dan budaya tidak bisa diragukan lantaran dari usia belasan tahun dirinya rela menjadi bagian dari para pelestari seni dan alat musik tradisional yakni, Celempung dan Karinding.
Dialah Wahyu Saba (50), warga Kampung Panoongan RT 03/09, Desa Ciasmara, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor bagian Barat. Seorang petani sekaligus pelestari seni tradisional dan alat musik Celempung maupun Karinding. Bogor, Jawa Barat.
"Belajarnya secara autodidak kang, dari lulus Sekolah Dasar (SD) sampai saat ini Alhamdulillah banyak suka dukanya," ujar Wahyu kepada Wartawan. Ahad (10/07/2022).
Selama dirinya mempelajari jenis alat musik tradisional Celempung dan Karinding, sampai dengan saat ini menjadi seorang pelestari, Wahyu bercerita bahwa banyak keluh yang dia rasakan terkait dengan apa yang menjadi harapannya selama ini.
"Berat kang kalo dasarnya kita tidak ikhlas menjalaninya, kadang kita suka dipanggil mentas di hajatan kampung meski bayarannya tidak seberapa tapi lumayan lah buat ngumpulin beli kostum manggung," ungkapnya.
Lanjutnya, alat musik tradisional Celempung dan Karinding yang sering dimainkan oleh kelompoknya merupakan alat yang dibuat oleh dirinya bersama beberapa warga setempat yang masih peduli terhadap alat dan seni musik tradisional.
"Itu kami buat sendiri, karena alhamdulillah bahan bakunya seperti bambu disini banyak, jangankan Celempung dan Karinding, Suling aja ada bahannya disini," Tukasnya.(Arya/Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar