Oleh :
H. Albar Sentosa Subari ( Ketua Pembina Adat Sumsel ).
Dan
Marsal ( Pemerhati Sosial dan Hukum Adat Indonesia )
Muara Enim, Khatulistiwa news (9/11)Setelah pusat imperium Melayu berada di. Malaka 1400 M dan Parameswara di islamkan dari Pasai, maka sejak itulah terbentuk suatu wadah baru bagi orang Islam yang disebarkan dari Malaka ke segenap penjuru di Nusantara.
Penyebaran melalui rute dagang diikuti perkawinan dengan Puteri raja setempat, bukan saja membentuk masyarakat Islam di situ tetapi sekaligus membentuk " budaya Melayu", sehingga kita lihat pada masa kedatangan orang Barat (Portugis) kemari telah terbentuk kerajaan kerajaan maritim di sepanjang Kuala Kuala sungai pesisir timur Sumatera dan Kalimantan serta di Thailand Selatan, bahkan sampai juga di Jayakarta dan Indonesia timur. Sejak itu terbentuk lah definisi jati diri Melayu yang baru yang tidak lagi terikat kepada faktor geneologis ( hubungan darah) tetapi dipersatukan oleh faktor kultural (budaya) yang sama, yaitu kesamaan agama Islam, Bahasa Melayu dan adat istiadat Melayu.
Di bawah ini kita cantumkan beberapa kesan penulis atau sarjana asing terkenal mengenai " Siapa Orang Melayu" antara lain:
1. Vallentijn (1712M) orang Belanda; orang Melayu sangat cerdik, sangat pintar dan manusia yang sangat sopan diseluruh Asia. Juga sangat baik, lebih pembersih dalam cara hidup nya dan dari pada umumnya,serta rupawan sehingga tidak ada manusia lain yang bisa dibandingkan dengan mereka. Pada umumnya mereka penggembira.
Orang Melayu itu mempunyai kebiasaan mempelajari bahasa mereka, tatapi berusaha memperluas pengetahuan mereka dan juga mempelajari bahasa Arab.
Bahasa Melayu tidak hanya dituturkan di pesisir tetapi juga digunakan di seluruh Nusantara dan juga di negeri negeri Timur', sebagai suatu bahasa yang dikenal dan dimengerti semua orang, ia juga diketahui dan dipergunakan di Persia , bahkan melampaui negeri dan juga sejauh di Philipina.
2. Prof. P.J.Veth, 1877 : Orang Melayu itu orang Islam.
3. G.B. Hooyer, 1811-1891: Rakyat Sumatera Timur tinggal di pesisir termasuk orang Melayu. Suku ini beragama Islam.
4.C.Lekkerkerker, 1916 menyebut Orang Melayu juga disebut Orang Jawi.
5. Prof.Dr. Ismail Hussein, 1984.
Definisi suku Melayu di daerah induknya, yaitu Tanah Melayu, Brunei dan di Singapura, masih tetap teguh seperti yang diwarisinya, yakni ditandai oleh kesetiaan yang luar biasa kepada Bahasa Melayu, Agama Islam dan apa yang dikatakan sebagai Adat istiadat Melayu.
Suku Melayu itu masyarakat pesisir sejarah dan kebudayaan menjadi terbuka dan rapuh temporal.
Sebagian besar dari kebudayaan yang mempengaruhi Nusantara zaman berzaman datangnya dari arah Barat, dengan demikian Selat Malaka serta suku bangsa yang menjadi penunggu nya, selalu memainkan peranan yang kritis didalam pergolakan politik dan ekonomi serta dalam proses pembudayaan rantau kita.
Demikianlah suku Melayu itu menjadi orang tengah dalam perdagangan dan kebudayaan mereka sekaligus menjadi kelasi, pedagang, pujangga dan pendakwah. Akibat dari pada peranannya yang begini, bahasanya menyebar ke seluruh pesisir rantau sejak awal lagi dan apabila Islam datang, bahasa Melayu menjadi media utama dalam penyebaran dan pembinaan agama serta tamaddun baru.
Tetapi akhir abad ke 19, juga kita lihat rakyat Melayu itu secara lengkap berubah daripada peranannya yang awal sebagai pelayar, pedagang dan pendakwah yang gagah menjadi petani dan nelayan yang lemah.(Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar