Oleh : MARSAL, Putra Semende ( Pemerhati Sosial dan Hukum Adat Indonesia )
Muara Enim, Khatulistiwa news (10/04) Perihal lambang adat Tunggu Tubang semende ini terdapat banyak pendapat diantaranya yang terdiri dari
Pendapat pertama adalah :.Tebat, Kujur, Kapak, jale dan guci.
Pendapat kedua : tubang, kujur, kapak, jale, guci
Pendapat Ketiga: asahan, kujur, kapak, jale dan guci.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan dan telah di Patenkan yaitu lima lambang Tunggu Tubang, kita coba menguraikan sebagai berikut :
1. Jale ( Jala ).
Jala mempunyai batu dan pusat untuk menarik, kegunaannya sehari hari adalah untuk mencari ikan. Cara menggunakannya di kipaskan. Menurut adat Semende jala adalah lambang Persatuan, batu merupakan anggota kerabat yang tersebar di muka bumi ini, pusat untuk menarik adalah alat untuk memanggil atau mengumpulkan Afit Jurai ( Kekerabatan ) yang tersebar di mana mana. Adapun orang yang mengipaskan dan menarik jala tersebut adalah pemegang Tunggu Tubang.
Lambang jale atau jala yang terdiri dari tiga bagian (pusat jale, daun jale dan batu jale). Bermakna jale dapat ditarik dari pusatnya hingga batunya berkumpul menjadi satu. Lambang ini bermakna persatuan yang wajib dipelihara.
2. Kapak / Kampak
Kapak terbuat dari besi, bila di gunakan akan tampak bekas matanyanya. Dalam adat Semende kampak mempunyai arti yaitu sebagai lambang keadilan dari tunggu tubang. Tunggu Tubang harus berbuat adil terhadap Afit Jurai baik dari sebelah orang tua kita maupun dari sebelah mertua kita, tidak boleh berat sebelah. Maksudnya untuk menjaga kerukunan Tunggu Tibang itu sendiri, supaya tidak terjadi pertengkaran karena mengurusi keluarga dari kesemua belah pihak, istilah semende jangan asah pahat.
Lambang ini bermakna mengandung ajaran bahwa dua keluarga suami dan pihak isteri diperlukan adil dan sama di dalam membina jurai.
3.Kujur ( tombak )
Tombak biasanya Terbuat dari besi dan matanya lancip, mempunyai tangkai, kegunaannya sehari hari alat untuk berburu, cara menggunkannya di tombakkan, dan biasanya apapun yang kena akan tampak bekas di matanya.
Menurut adat semende tombak adalah adalah lambang kejujuran, ke ikhlasan, dan kesetiaan dari Tunggu Tubang. Sebagaimana halnya sifat Tunggu Tubang agar di hormati dan di segani oleh orang sekampung halaman. Setia dan taat kepada ibu bapak, mertua dan Afit Jurai. Dia seperti tombak yang di tombakkan ke lembah siang ataupun malam ia akan meluncur ke lembah dan tidak akan meleset sedikitpun.
Maksudnya Tunggu Tubang itu kalau di perintahkan ia akan menjalankan perintah ( di panggil datang di perintah di kerjakan ).
Lambang ini mencerminkan kejujuran. Kejujuran menjiwai masyarakat adat semende terutama bagi pemegang harta tunggu tubang.
4. Guci
Guci berbentuk bulat / bundar telur, tengahnya agak besar dan mempunyai tutup disebelah atas berlubang kecil, yang mirip gentong Yang terbuat dari tanah yang dibakar.
Fungsi guci ini adalah tempat menyimpan air, beras dan makanan sebagai persediaan bila ada tamu seperti meraje dan apit jurai datang kerumah terutama di malam hari.
Guci menurut adat Semende merupakan lambang ke manuasiaan yang anggun bersih, sabar, rapih, indah dan berahasia. Orang luar tidak akan tau isi guci tersebut karena guci tersebut tertutup rapat dan rapi. Apakah busuk, manis, pahit, masam, pedas-asin atau harum semua orang luar tidak dapat menduganya itulah rahasia Tunggu Tubang.
5.Tebat / Kolam ( pauk atau danau buatan )
Tebat atau kolam ini gunanya tempat penampungan air untuk memelihara ikan dan menanam padi terdapat di sawah, Tebat atau kolam berisi ikan yang dipelihara oleh tunggu tubang yang dapat dipanen sewaktu waktu baik dipancing maupun dijala. Tebat ini menggambarkan jiwa pemegang tunggu tubang yang harus bersabar dan konsisten dalam mengendalikan ditengah pergaulan jurai.
Menurut adat Semende kolam adalah lambang Musyawarah, setiap permasalahan yang terjadi dalam keluarga Tunggu Tubang dan keluarga besar bila tak dapat di atasi secara Individu dan telah di beritahukan kepada keluarga besar, maka akan di selesaikan melalui Musyawarah di Rumah Tunggu Tubang. Tunggu Tubang harus bersifat tenang bagaikan air tebat / kolam tidak keliatan apa yang ada di dalamnya.
Sementara Tungguan atau adab semende adalah bermakna sikap atau ulah untuk menilai apakah seseorang itu baik perempuan maupun laki laki lebih lebih kalau masih lajang untuk menjadikan sebagai teman. Tungguan Semende atau
Adab itu terdiri dari :
1. Beganti
2. Bepatian
3. Besindat
4. Bemalu
5. Besingkuh
6. Besundi
1. Beganti artinya cepat tanggap, peka waspada, siap membela keluarga, saudara harta maupun nyawanya sesuai dengan perintah agama menjaga melindungi diri dan keluarga dari segala macam ancaman dan tantangan dari luar.
2. Bepatian artinya mempunyai cita cita yang luhur, hidup dalam rencana yang soleh, menjaga harga diri keluarga, agama dan suku, beraemangat etos kerja, berjiwa pahlawan teladan dalam keadilan.
3. Besindat bentuk tatakrama dalam pergaulan yang mengutamakan keluhuran, orang yang tau dengan garis batas, yang dapat membedakan yang salah dan benar serta bersikaf benar terhadap : tua-muda, besar-kecil, laki-perempuan, suami-isteri, mertua-menantu, nenek-cucu, orang tua-anak, kakak-adek, guru-murid, imam-makmum, raja-rakyat, meraje-anak belai dll.
4. Bemalu, artinya mempunyai rasa malu sebagian dari iman.
5. Besingkuh ialah aturan dalam pergaulan laki laki dan Perempuan baik dalam pembicaraan atau dalam cara bertindak dan berbuat. Baik dalam keluarga sendiri maupun dengan masyarakat luar, fungsinya Singkih ini untuk menghormati martabat dan harga dìri antara laki dan perwlempuan dengan adanya singkuh maka perbuatan bebas antara muda mudi dapat di hindarkan.
6. Besundi.
Besundi ialah kelanjutan dari watak budi beaingkuh dalam tingkatan yang lebih tinggi yakni dalam kateladanan orang tua, pemimpin agama dan pemimpin adat. Bersikap memberi teladan (Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar