BERITA TERKINI

Kemenkominfo Bekerjasama Komisi I DPR Gelar Webinar Seri 19 'Meningkatkan Peran Generasi Muda dalam Politik Kebangsaan di Era Digital'

 



JAKARTA,Khatulistiwa news.com (15/10) - Kehidupan berdemokrasi di suatu negara salah satunya ditentukan oleh seberapa besar partisipasi politik dari masyarakatnya. Partisipasi itu akan tampak ketika masyarakat ikut terlibat secara aktif dalam kehidupan berpolitik. 


Dalam proses berdemokrasi, terdapat kelompok-kelompok di masyarakat yang akan ikut mempengaruhi tinggi-rendahnya tingkat partisipasi politik. Salah satunya adalah anak-anak muda. Mereka adalah kelompok masyarakat yang menurut Pasal 1 Undang-Undang nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan didefinisikan sebagai warga negara Indonesia dalam rentang usia 16 hingga 30 tahun.


Diketahui, bahwa dalam dunia politik, ungkap Bapak Dr. Abdul Rohman Havid

Akademisi Binus mengatakan kalau Topik ini cukup menarik, dimana bagaimana para milenial dapat berperan serta di era digitalisasi kini, 'Our World is Changing, faster than we are...' Demikian ungkapnya, kala sesi webinar pada hari Jumat (15/10) bertajuk, 'Meningkatkan Peran Generasi Muda dalam Politik Kebangsaan di Era Digital,' yang digelar atas kemitraan anggota Komisi I DPR RI DR. H. Jazuli Juwaini, MA dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, dengan Vika Salsabila menjadi Pembawa acara. Yang juga ditayangkan dalam channel life YouTube Ditjen IKP KOMINFO


"Perbedaan kita sekarang, dimana teori Maslow hierarchy needs. Tentunya, kebutuhan dasar manusia butuh kenyamanan, lalu social needs, kemudian, self esteem, kemudian self actualization. Di era dahulu battery, elektricity. Jika ga ada battery dan ga ada koneksi internet (wi fi) menjadi kebutuhan dasar manusia saat ini," papar Rahman selaku pemateri sembari menerangkan paparan tulisannya, bertajuk Millenial, Politics, and Industry 4.0 'peran pemuda dalam politik Kebangsaan di Era Digital'


Maka itulah, Rahman mengingatkan bahwa perlu pahami kondisi politik. Dimana, Literasi politik, perlu di re design dengan mengikuti kemajuan tekhnologi. Penyajian informasi yang kaku dan membosankan dengan menggunakan cara cara konvensional sudah tidak cocok untuk pendidikan politik di era revolusi industry 4.0 


Menurut Rahman, kondisi di era 4.0 para generasi muda lebih banyak mengakses informasi dengan menggunakan media digital.


Sebagai contoh saja, kini Media sosial digunakan sebagai panggung sosial politik, ajang ekspresi, speaker dan amplifier berbagai momen dan pesan politik. Menciptakan kebenaran semu (false truth) lewat kegaduhan dan echo chambers.


Sehubungan dari itu, kemuka Rahman diperlukan Regulasi untuk ruang digital, yang tujuannya menjaga bangsa dari hoax, hate speech, demokrasi yang kebablasan, aerta menjaga keutuhan bangsa..


Maka itu, ungkapnya,"Pemuda dalam menjaga politik kebangsaan, mesti 

Pemuda menjadi filter dan benteng ideologi trans Nasional dan Proxy Asing. Meredusir ancaman kelompok intoleran dan radikal yang memanfaatkan ruang digital," jelasnya 


Selain itu, Pemuda dituntut menjaga ruang digital, memperkuat komitmen kebangsaan, menjaga kebhinekaan dan NKRI. Tidak membiarkan internet menjadi keranjang sampah, berisi sumpah serapah, fitnah, dan lain lain.


Rahman menjelaskan sebaiknya, Hal hal positif lah yang mesti dimasukan. Lalu, strategi apa yang diperlukan dilakukan oleh Pemuda di media sosial, untuk menjaga kebhinekaan,  mesti bersama komponen bangsa mengisi konten medsos membangun optimisme menjadi bangsa yang tangguh, tumbuh dan berdasarkan prinsip ke bhinneka tunggal ika.


Di samping itu, sebelumnya saat membuka sesi webinar Bapak Hasyim Gautama, perwakilan dari Bidang Tata Kelola dan Kemitraan Informasi Publik Kemenkominfo mengingatkan agar kita semua tetap jangan lupa menjaga Iman, di masa pandemik ini.


Kata Hasyim, menjelaskan bahwa di masa pandemik seperti ini bisa melewati pertemuan virtual dengan penggunaan teknologi informasi dan akses internet di mana daerah yang masih black kosong. Barang tentu, masih diupayakan oleh Pemerintah. Dan, untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas, juga dipersiapkan oleh Kemenkominfo.


Soalnya, Menurut UUD45 perlu untuk melatih menggunakan hak bicara, berpendapat, dilindungi oleh UUD. Namun, kini via medsos, media internet untuk mengutarakan pendapat baik berdiskusi juga , katanya saat menjelaskan pada para peserta webinar yang berjumlah kisaran hampir dua ratus orang dari profesi karyawan, mahasiswa, mahasiswi, dan sebagainya. 


Jelasnya, menyampaikan kalau dari Kemenkominfo, sendiri juga menyediakan melakukan ekonomi digital kali ini ditingkatkan. Diharapkan secepatnya recovery hadapai pandemik ini."Harapan, kedepan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat juga ke depannya. Kominfo juga sediakan gadget terkini, bahkan juga memberikan pelatihan yang tentunya gratis. Kemudian, literatur untuk informasi penggunaan tekhnologi digital pun kami sediakan," tukas Dia.


"Akan tetapi, kami pun mengingatkan untuk hati hati penggunaan data pribadi, juga waspada untuk informasi hoax, kita mesti cek n ricek. Jangan sampai mudah men share apapun yang kita temui di internet. Mesti selektif dengan apapun yang ada. Sebelum sharing, kita saring dahulu," himbaunya mengingatkan seraya menegaskan kembali.


Di pertengahan diskusi, Tokoh perwakilan Parlemen, tepatnya Komisi I DPR RI 

Ketua Fraksi PKS DPR RI dapil Serang Banten Cilegon, Bapak Dr. hj Jazul Juwaini sampaikan bahwa di era tekhnologi digital ini, informasi begitu cepat dan berubah. 


Ungkapnya, seraya memberikan contoh permisalan seperti di AS dan Indonesia, ada perbedaan ruang dan waktu berbeda 24 jam. Namun, lantaran era digital dunia ini ibarat satu kamar, satu kampung. Yang ada di Cimande, cikesal, dunia ini ibarat seperti satu kamar. Menjadi Kecil, demikian kata anggota DPR yang sudah menjabat empat (4) periode semenjak tahun 2004.


hj Juwaini, menjelaskan sebenarnya Teknologi digital ini membawa manfaat besar dalam kehidupan kita, dimana bisa membangun jaringan, membangun persabahatan, mengakses ilmu pengetahuan dengan mudah, sekarang di kamar bisa 'klik' saja.


"Selain itu, tekhnologi ini ada ekses negatif, dimana orang orang menyebarkan hoax dan fitnah. Maka itulah, mesti hati hati. Sebelum menyebar sesuatu, mencaritahu dahulu. Bahkan bisa merusak moral, dengan menonton tampilan yang seronok. Maka itulah mesti cerdas menggunakan tekhnologi digital dengan menyisipkan sisi sisi positif nya," Paparnya.


Adapun, kemuka Juwaini membahas pula terkait pemikiran isme isme yang bertentangan dengan prinsip agama dan ketuhanan, komunisme, liberalisme, radikalisme akan cepat juga tersebar. Seperti, halnya kebebasan itu menawarkan keindahan, namun malahan mengesampingkan jatidiri bangsa. Maka, kita perlu memiliki imunitas ideologi sebagai anak bangsa. Dimana Imunitas kesehatan, ini penting, dan harus menjadi perhatian. Menjaga 5 M, menjaga kebersihan, lebih rapih.


"Indonesia adalah rumah kita bersama, atas perjuangan para pendahulu, para kakek dan nenek moyang kita. Dikarenakan, dimuat dalam mukadimah UUD, berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Jika tidak dikarenakan kekuatan, Rahmat, spirit dari Allah. Bukan hanya terluka, bahkan nyawanya melayang mereka menjadi syuhada," terangnya.


"Alhamdulillah, negara ini merupakan negara yang sangat besar. Dulu ada lima agama utama, kemudian pulau ada 16 ribu pulau lebih , luas sekitar 1.990  , dimana 25 persen panjang pantai di dunia. Dengan 268 juta jiwa penduduk. Suku ada 1.128 lebih, dengan bahasa 546 bahasa daerah."


"Kekuatan negara ini, dikarenakan diletakan pondasi dasarnya di Pancasila dengan sila pertama nya, KeTuhanan. Para pendiri bangsa ini sudah meletakan bahwa bangsa ini bukan sebagai negara agama, namun merupakan negara beragama," ujar Juwaini.


Barang tentu, bangsa kita dengan konstitusi UUD45. Jangan Apriori dengan Politik Identitas. Jika orang yang Apriori, arahnya liberalisme, dan ini berbahaya. Kebesaran Indonesia bisa Eksis, ada 4 pilar (penjaga Kebesaran Indonesia), yakni Pancasila, UUD NRI tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, pungkasnya.(Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.