BERITA TERKINI

GERHANA BULAN ADALAH SALAH SATU TANDA KEBESARAN ALLAH SWT




Muara Enim, Khatulistiwa news (7/11) Malam hari ini kita akan menyaksikan sebuah fenomena alam berupa gerhana bulan total. Ketahuilah oleh kita sekalian bahwa fenomena alam ini adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. 

Kita sebagai kaum muslimin harus mempunyai sikap yang cerdas dan jernih tidak dikotori dengan kepercayaan-kepercayaan yang berbau musyrik, atau khurafat. 

Gerhana bulan adalah salah satu fenomena yang terjadi di alam semesta sebagai tanda Kemahabesaran dan 

Kemahakuasaan Allah Swt. 

Gerhana bulan bukanlah suatu pertanda akan datangnya bencana dan malapetaka bagi manusia, gerhana bulan bukan berarti bulan akan ditelan oleh raksana dan kepercayaan kepercayaan lainnya, bukan.


Ketahuilah oleh kita, bahwa kita dikaruniai oleh Allah akal pikiran untuk berpikir dan merenung, termasuk berpikir tentang proses penciptaan alam semesta. 


Berpikir merenungkan hakikat proses penciptaan alam semesta kemudian berpikir dan merenungkan

tentang makhluk-makhluk Allah dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk ibadah kepada-Nya. 


Sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah Saw. dalam Riwayat Abu Nu’aim: 


Berpikirlah tentang ciptaan dan jangan berpikir tentang 

Pencipta, karena kamu tidak akan mampu memikirkan-Nya.


 Kita sering berpikir dan menyimpulkan bahwa ibadah itu adalah shalat, puasa, zakat dan haji. Memang benar itu adalah bagian dari ibadah mahdhah, akan tetapi selain ibadah mahdhah tersebut terdapat 

ibadah-ibadah lainnya, bahkan tidak kalah penting, yakni merenungkan proses terciptanya alam semesta, merenungkan gejala gejala alam yang muncul di alam semesta, berfikir tentang terjadinya gerhana bulan dan matahari dan lain sebagainya. Lalu perlu diingat pula, justeru proses perenungan tersebut didahului dengan ibadah 

shalat, yang menandakan bahwa kesempurnaan ibadah mahdhah 

adalah apabila diiringi dengan ibadah ghairu mahdhah.


Lantas mengapa bertapakur, berpikir atau merenung tersebut menjadi bagian dari ibadah penting?

 Sebagaimana kita ketahui, bahwa akal adalah bentuk varian tertinggi dan termulia dari bagian tubuh kita yang lain, akal inilah yang membedakan antara manusia dengan makhkluk-makhluk Allah 

lainnya. Akal adalah karunia Allah terbesar untuk manusia, nyaris semua kemampuan pisik yang dimilkiki kita, di punyai pula oleh binatang, bahkan bisa saja binatang lebih handal dan lebih cerdik 

dalam hal-hal tertentu. Akan tetapi lihatlah, sehebat apapun binatang

kemampuannya, dia tidak akan mampu menciptakan sebuah peradaban. Akan tetapi lihatlah manusia, dengan kelebihan dari 

anugerah Allah berupa akal, manusia mampu menciptakan peradaban, mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan sekarang kita sedang berada di suatu zaman yang sangat canggih, utamanya dalam 

perkembangan teknologi informasi. Komiunikasi antara manusia tidak lagi dipisahkan dengan jarak, ruang dan waktu. Peristiwa yang terjadi di belahan dunia, detik ini pun bisa di akses dari ruangan 

tempat kita berada.


Perintah Allah untuk berpikir dan merenung ini sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat ke-190-191:


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orangorang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka 

memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya 

Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.



Gerhana bulan merupakan salah satu bagian dari gejala dari 

fenomena-fenomena alam. Perhatikanlah, dibalik peristiwa ini ada 

kekuatan besar yang nampak ketika kita mampu merenunginya. Para 

ahli astronomi menyimpulkan bahwa gerhana bulan terjadi saat 

sebagian atau seluruh penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. 

Peristiwa tersebut berlangsung apabila bumi berada di antara 

matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama. Pada saat itu 

cahaya matahari tidak sampai ke bulan karena terhalang oleh bumi.


Maka fenomena alam seperti ini menandakan bahwa bumi, 

bulan, matahari, serta seluruh tatanan angkasa bergerak sesuai garis 

orbit (manzil) nya, dan inilah yang disebut sunnatullah. Keteraturan, keharmonisan dan keserasian sistem tata surya pada galaksi bima

sakti ini menjadi pakta bahwa Allah Maha Mengatur segalanya, termasuk gerak teraturnya planet-planet tersebut.  Subhanallaah.


Penomena alam seperti gerhana bulan ini benar-benar tidak bisa 

direkayasa oleh manusia, gerhana bulan ini dan benar-benar dikendalilakan oleh Dzat Yang Maha Pengatur. Coba kita perhatikan dengan fenomena yang lain seperti fenomena biologi dalam 

kehidupan manusia, seperti bibit tumbuhan yang bisa direkayasa oleh manusia-manusia pintar, bibit tumbuhan yang satu dikawinkan dengan bibit yang lain, atau bibit yang satu dicangkok dengan bibit yang lain, maka akan terlahir bibit-bibit baru. Akan tetapi tidak mungkin manusia mampu merekayasa pergerakan alam semesta, 

misalnya dengan memajukan atau menjadikan gerhana lebih cepat 

atau lebih lambat. Tidak mungkin manusia mampu menghentikan lajunya peredaran planet-planet dan bintang-bintang. 

Sungguh fenomena alam adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk diubah-ubah, diutak atik oleh manusia, Hanya Dzat yang menciptakannyalah yang mampu mengutak atik dan mengubahnya. 

 Maha Besar Allah yang telah menciptakan makhluknya.


Jadikanlah fenomena alam yang sedang terjadi ini menjadi perantara agar kita semakin tunduk dan patuh di hadapan Allah Swt. 

kembali kepada Allah melakukan pertaubatan, memperbaiki kesalahan- kesalahan yang pernah kita lakukan, rasakan dengan jiwa kehadiran Allah dalam setiap helaan nafas dan setiap gerakan sendi sendi saat kita rukuk dan sujud. 


Ada baiknya kita merenungkan nasihat Hujjatul Islam Imam AlGhazali dalam menyikapi terjadinya fenomena alam gerhana bulan: َ


 Apabila terjadi gerhana bulan milikilah, munculkanlah rasa takut, tampakkanlah rasa gelisah, segeralah bertobat, jangan 

bersikap mudah bosan, segera melaksanakan shalat, berlama-lama 

dalam shalatnya, dan merasakan adanya peringatan.


Dalam panadangan Imam al-Ghazali, gerhana bulan adalah suatu kejadian atau peristiwa untuk merenungkan keagungan Allah yang Maha Agung.


Kedahsyatan kekuasaan-Nya yang berhasil dihayati oleh manusia beriman akan dilanjutkan dengan mengondisikan hati 

untuk merendah di hadapan-Nya, gelisah dengan dosa-dosa, betah 

dalam upaya dan usaha mendekatkan diri, lalu berlanjut dengan 

memperbanyak istighfar, memohon ampun kepada Allah. 


Gerhana bulan atau juga gerhana matahari adalah bagian dari 

ayat kauniyah Allah, di samping ayat qauliyah berupa Al-Qur’an. Di 

dalamnya ada ilmu yang melimpah. Beruntunglah bagi orang-orang yang mau merenungkan ayat Allah jenis ini yang gejalanya ada di mana-mana dan kapan saja. Gejala tersebut akan ada di sekeliling atau bahkan di dalam diri kita sendiri, serta dalam tiap detak jantung dan tarikan napas. 


Kita beruntung masih dikaruniai kesadaran oleh Allah Swt. untuk mau melaksanakan shalat gerhana bulan ini secara berjamaah.

Melaksanakan shalat dan mendengarkan khutbah gerhana bulanadalah sebuah keutamaan. Namun, ada yang lebih utama dari ini, yakni meresapi hakikat femomena alam untuk kemudian semakin 

mendekatan diri kepada Allah Swt. Ibnu Abbas Ra. berkata:ْ

Bertafakur pada sebagian malam lebih aku cintai ketimbang melaksanakan ibadah sunnah sepanjang malam.(Redaksi) 

_

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.