BALI,Khatulistiwa News- (15/01) - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tinjau langsung Pelabuhan Benoa, Bali memastikan proses penegakan protokol kesehatan (prokes) hingga pelaksanaan masa karantina, bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) masuk ke Indonesia demi mencegah penyebaran virus Covid-19 varian Omicron.
Sigit anjurkan ke Forkopimda Bali agar terus melakukan penguatan serta pengetatan proses pemeriksaan prokes hingga menuju ke tahap karantina terhadap PPLN. Baik Anak Buah Kapal (ABK) usai bekerja di luar negeri, maupun wisatawan asing yang masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Benoa, Bali ini.
" Baru saja kita melaksanakan pengecekan secara langsung untuk mengetahui bagaimana alur, masuknya ABK. Dan ada beberapa wisatawan menggunakan Yacht masuk lewat Pelabuhan Benoa," kata Sigit
usai meninjau Pelabuhan Benoa, Bali, Sabtu (15/1/2022)
Proses masuknya, Lanjut Kapolri mengutarakan ingin mengetahui bagaimana proses pemeriksaan khususnya terkait dengan masalah prokes." Karena memang harus betul - betul ketat pengawasan titik digunakan untuk pintu masuk PPLN," ungkapnya
Sigit menyebut, petugas bakal melakukan tes Swab antigen ke ABK dan wisatawan asing di atas kapal sebelum dilanjutkan ke proses karantina. Demi memperkuat pengawasan, Sigit juga mengimbau untuk para PPLN tersebut mengunduh aplikasi Aplikasi Monitoring Karantina Presisi, cetusnya menekankan
Lebih lanjut, Sigit mengungkapkan, para PPLN juga akan dilakukan Swab RT-PCR dan pemeriksaan kesehatan di ruang khusus disiapkan. Setelah itu, para PPLN akan di bawa ke Rumah Sakit (RS) rujukan ataupun tempat karantina yang telah disiapkan pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
" Tadi ada beberapa penyesuaian kita minta untuk pada saat sebelum turun kemudian mengunduh aplikasi Karantina Monitoring Presisi. Demikian bagi wisatawan ataupun ABK sudah laksanakan Swab PCR. Selanjutnya dibawa ke tempat karantina yang dipersiapkan Bapak Gubernur," ujar mantan Kapolda Banten itu.
Dari tinjauannya secara langsung, Sigit mengakui proses penegakan prokes hingga karantina sudah berjalan dengan baik. Walau, kata Sigit, tetap harus ada penyesuaian dan penyempurnaan ke depannya.
"Saya kira beberapa hal itu yang tentunya ke depan mesti kita perbaiki dan kita sempurnakan," ucap eks Kabareskrim Polri tersebut.
Menurut Sigit, perkembangan varian Omicron di Indonesia saat ini dominasi penyebaran Imported Case melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Sebab itu, Kapolri menekankan pentingnya penegakan prokes dan karantina di Pelabuhan Benoa, notabene menjadi salah satu pintu masuk Indonesia.
" Karena kita juga menjaga melalui Pelabuhan Benoa juga dalam kondisi melalui standar operasional prosedur sama. Terkait proses prokes sebelum masuk ke karantina," tuturnya.
Sigit menyebut, dengan diterapkannya aplikasi Monitoring Karantina Presisi di Pelabuhan Benoa, maka pengawasan PPLN yang melakukan karantina akan semakin kuat. Lantaran, lanjut Sigit, hal itu bisa mencegah adanya potensi PPLN yang tidak menjalani karantina.
"Kita juga tempatkan petugas aplikasi yang bisa memonitor bagi masyarakat ataupun wisatawan dan ABK yang di karantina. Dan bila kemudian kabur maka dengan aplikasi kita persiapkan akan berikan notifikasi. Sehingga kemudian, kita bisa segera melakukan pencarian dan membawa kembali masuk. Saya kira rangkaian dari bagaimana laksanakan prokes hingga pengawasan karantina dan memastikan pelaksanaan karantina bisa dilaksanakan secara disiplin ini tentu menjadi bagian yang terus kita awasi," papar Sigit.
Disisi lain, Sigit apresiasi Forkopimda Bali yang bekerja keras memastikan seluruh rangkaian protokol kesehatan dan karantina bagi PPLN berjalan baik. Semua ini dilakukan untuk menjaga masyarakat serta tetap bisa mengendalikan laju pertumbuhan Covid-19 saat ini.
Kemudian, Sigit menjelaskan, upaya secara optimal dilakukan juga antisipasi pencegahan semakin meluasnya penyebaran virus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.
" Ini butuh sinergitas, soliditas dari seluruh stakeholder, dan masyarakat untuk kemudian kembali waspada walapun sudah vaksin dua kali. Tetap laksanakan prokes. Pemerintah juga sudah berikan ruang untuk booster terhadap sudah vaksin lebih dari enam bulan agar dimanfaatkan. Hingga kita yakin seluruh masyarakat terjaga imunitas dan kekebalan dari ancaman terhadap varian baru ataupun lama. Karena kondisi dari imunitasnya mungkin tentu harus diperkuat kembali dengan booster," kata Sigit.
Sebelum meninjau penegakan protokol kesehatan dan proses karantina di Pelabuhan Benoa, Sigit beserta rombongan menyempatkan melihat secara langsung pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Kristen 1 Harapan, Kota Denpasar, Bali.(Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar