JAKARTA,Khatulistiwa News (03/01) - Merespon perkara yang timbul terkait korupsi pengelolaan keuangan PT. ASABRI yang merugikan Keuangan Negara mencapai sebesar 22.7 Triliun rupiah, Ketua Umum Baladhika Indonesia Jaya (BIJ), Dahlia Zein Moka menyampaikan di kala setiap pergantian kekuasaan selalu saja ada skandal korupsi besar besaran. Dan sulit ditutupi, akhirnya bakal terbuka dan terkuak juga.
" Tengok saja, pas era rezim SBY, ada kasus Century dan melilit terkait pembangunan Wisma Atlet. Kini ASABRI dan Jiwasraya," Demikian kata Dahlia katakan saat diwawancarai Khatulistiwanews.com , usai diskusi terbuka digelar Poros Indonesia bertajuk,'Mencari Presiden Cantik 2022' di bilangan Salemba. Jakarta, 03 Januari 2022
Kata Dahlia, persoalan yang mendasar dan paling mesti disadarkan terlebih dahulu ialah 'panitia' penyelenggara pemilu, ini dulu yang harus ramai ramai (gotong royong) kita bereskan dan rapihkan.
Timpal Dahlia, seraya menyebutkan contoh eks pejabat KPU saja kemarin sempat terkena skandal suap dan sampai saat ini 'Harun Masiku' saja belum tuntas dan tertangkap
" Belum lagi, saat pesta demokrasi lalu begitu banyak jatuh korban jiwa dan luka. Saat menjaga TPS keracunan dan juga sewaktu perhelatan kisruh 'kecurangan pilpres' lalu," tukasnya sembari mencoba 'flash back'
Lebih lanjut, eks Advokat Firza Husein itu mengatakan, Dalam mencari figur pemimpin yang cantik proses terpilihnya budi pekertinya dan kebijakannya berjiwa kerakyatan nan ideologis, tidak perlu sehatnya perwakilan dari suku Jawa saja. Bisa juga dari luar Jawa." Asalkan bebas korupsi, dan memiliki Budi perkerja dan dapat menjadi pengayom masyarakat pada umumnya, dan para pengikut setianya pada khususnya," ujar Dahlia.
" Saya ikut dengan Bapak (Prabowo). Tentu saja berkeinginan dan antusias jikalau beliau maju menjadi Pemimpin atau Presiden. Jika perlu disandingkan dengan Anies Baswedan atau Sandi Uno," ungkap Dahlia
Ditambah lagi, belum lama ini menjadi polemik dan ramai pula di media sosial, bahwa Islam Indonesia tidak harus ke arab - araban, lalu mengapa tidak Presiden Indonesia tidak ke jawa - jawaan.
Dijawablah persoalan tersebut, oleh Dahlia, bahwa walaupun kembali k UUD'45 jikalau sistem masih seperti ini, sepertinya maka akan tetap beginilah kita Indonesia." Jadi kita terlalu dini bicara figur kalo sistem belum diperbaiki," tandas Dahlia (Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar