BERITA TERKINI

Waisak 2569 BE/2025: Merawat Kebhinekaan dengan Kasih Universal dan Perdamaian

 


Oleh: Kevin Wu 


JAKARTA, Khatulistiwa news (13/05) - Di tengah dinamika kehidupan modern yang kerap diwarnai ketegangan, peringatan Hari Waisak 2569 BE/2025 menjadi momen refleksi untuk kembali pada esensi kemanusiaan: toleransi, perdamaian, dan cinta kasih tanpa batas. 


Sebagai anggota DPRD Jakarta yang mengemban amanah masyarakat multikultural, saya melihat Waisak bukan hanya sebagai perayaan umat Buddha, tetapi juga inspirasi bagi seluruh bangsa untuk merajut harmoni dalam keberagaman.


Tri Suci Waisak: Kelahiran, Pencerahan, dan Parinibbana.

Waisak mengingatkan kita pada tiga peristiwa agung Sang Buddha: kelahiran, pencapaian penerangan sempurna, dan wafatnya (Parinibbana). Trilogi ini mengajarkan nilai universal: setiap insan berpotensi menjadi agen perubahan melalui kebijaksanaan dan welas asih. 


Dalam konteks kebijakan publik, pesan ini relevan dengan semangat transparansi, keadilan sosial, serta komitmen melayani tanpa diskriminasi—nilai yang sejalan dengan visi Fraksi PSI dan Pancasila.


Thudong: Jejak Spiritual dari Bangkok ke Borobudur.

Tahun ini, kita disemangati oleh perjalanan suci para Bhikkhu Thudong dari Bangkok menuju Candi Borobudur. Praktik "Thudong" (perjalanan bertapa) bukan hanya ritual keagamaan, melainkan simbol ketabahan, kesederhanaan, dan dialog antarbudaya. 


Borobudur—warisan dunia di tanah Jawa—menjadi saksi bisu bahwa Indonesia adalah rumah bagi peradaban yang menghargai spiritualitas lintas tradisi. 


Perjalanan ini juga mencerminkan semangat "Bhineka Tunggal Ika": meski berangkat dari negara berbeda, para Bhikkhu menyatu dalam misi menebar kedamaian.


Sebagai politisi muda, saya meyakini bahwa toleransi tidak cukup hanya diucapkan. Ia harus diwujudkan dalam kebijakan inklusif, seperti penguatan ruang dialog antaragama, pencegahan diskriminasi di ruang publik, dan dukungan terhadap acara budaya yang mempertemukan berbagai komunitas. 


Jakarta, sebagai miniatur Indonesia, membutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya merayakan perbedaan, tetapi juga melindungi mereka yang rentan terdampak intoleransi.


Cinta Kasih Universal: Fondasi Membangun Kota Humanis. 

Saat konflik global masih terjadi, ajaran Buddha tentang "metta" (cinta kasih universal) mengingatkan kita bahwa perdamaian dimulai dari kesadaran individu. Di tingkat kebijakan, ini berarti memprioritaskan program yang berdampak pada kebahagiaan kolektif: akses kesehatan merata, lingkungan hidup berkelanjutan, serta perlindungan bagi kelompok marginal. 


PSI sebagai partai yang mendorong inovasi, berkomitmen mengadvokasi kebijakan berbasis data dan empati.


Di akhir tulisan, mari kita resapi paritta (doa) Waisak: “Semoga semua makhluk hidup berbahagia.” Kalimat sederhana ini adalah manifesto politik yang revolusioner: kebahagiaan bukan hak eksklusif kelompok tertentu, melainkan tujuan bersama. Sebagai wakil rakyat, saya bertekad menjadikan Waisak 2025 sebagai momentum memperkuat kolaborasi antarfraksi, agama, dan generasi untuk Jakarta yang lebih manusiawi.


Selamat merayakan Waisak 2569 BE/2025. Marilah kita jadikan semangat Tri Suci sebagai kompas dalam bertindak—karena perdamaian abadi hanya mungkin terwujud ketika kita memilih untuk melihat sesama sebagai saudara, bukan sebagai pelampias amarah.  


Semoga semua makhluk berbahagia 


Kevin Wu, Anggota DPRD Provinsi Jakarta Fraksi PSI, Komisi A

12 Mei 2025

Candi Sojiwan, Klaten - Jawa Tengah

( Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.