BERITA TERKINI

2 Kontainer Penuh Bom dan Amunisi Berhasil Dimusnahkan, Peacekeeper TNI di Afrika Tengah Tuai Prestasi




BANGUI,khatulistiwa news (08/05) - Peacekeeper TNI Satuan Tugas (Satgas) Kompi Zeni Tentara Nasional Indonesia Kontigen Garuda XXXVII-H/Multidimensional Integrated Stabilization Mission In The Central African Republic (Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-H/Minusca CAR) mendapat pujian dari United Nations (UN), lantaran berhasil memusnahkan dua (2) kontainer penuh Unexploded Ordonances (UXOs), bertempat di lapangan tembak Kassai, Bangui, Republik Afrika Tengah, pada Kamis (05/05) pekan lalu.


Berawal dari permintaan UN di akhir Maret, Satgas TNI dipimpin Letkol Czi Angga Wijaya tersebut mendapat permintaan memusnahkan kumpulan temuan bom gagal meledak beserta sejenisnya di gudang milik Forces Armées Centrafricaines (FACA). Komandan Satgas beserta tim Explosive Ordonance Disposal (EOD) segera melaksanakan inspeksi ke lokasi


Hasil inspeksi di lokasi oleh Komandan Tim EOD, Kapten Czi Septeoni Firdaus, bom dan sejenisnya memiliki kondisi beragam, beberapa dalam kondisi utuh namun kebanyakan dalam kondisi sudah ditajamkan dan sangat berbahaya dengan berat total bom dan munisi yang harus di-disposal hampir mencapai satu ton. 


"Ini merupakan tugas yang sangat berbahaya. Beberapa benda di dalam kontainer sebagian masih dalam keadaan aktif dan sudah ditajamkan seperti bom rakitan, mortir, roket, peluru RPG, dan granat tangan. Salah bertindak maka bisa meledak ditempat", ujar Dantim EOD.


Pihak UN menjelaskan kepada TNI bahwa dua kontainer ini sebagian besar berasal dari penemuan di sekitar Bangui dan hasil proses Disarmament Demobilitation and Reintegration (DDR) di seluruh pedalaman negara Republik Afrika Tengah yang mana itu adalah program dari UN kepada kombatan untuk menyerahkan seluruh persenjataannya dan mendukung mereka agar kembali ke lingkungan kehidupan bermasyarakat yang damai. 


Selain dari isi kedua (2) kontainer, terdapat pula munisi sudah kadaluarsa dan tidak dapat dipergunakkan kembali dari pasukan perdamaian yang bertugas di negara Republik Afrika Tengah. 


"Yang paling berbahaya adalah hasil DDR, karena itulah yang benar-benar digunakan untuk perang di sini dan sebagian besar kondisinya tidak utuh," jelas Bruno Bouchardy dari pihak UN


Satgas TNI segera merencanakkan kegiatan disposal ini dalam kurun waktu sepanjang bulan April 2022  hingga   5 Mei 2022.  Disposal ini dibagi menjadi dua proses yaitu dengan cara dibakar bagi peluru munisi kaliber kecil, dan diledakkan untuk bom dan munisi besar seperti roket,  peluru mortar, RPG dan granat. Jika dihitung keseluruhannya, maka TNI harus men-disposal 33.230 butir munisi kaliber kecil, 1.501 butir munisi kaliber besar,  296 buah granat, 44 buah peluru mortar, 51 buah peluru RPG dan booster, 9 butir peluru roket dan booster serta 152 buah fuse mortir dan detonator granat.


Selama proses disposal ini, Satgas TNI selalu berkolaborasi dengan United Nations Mine Action Service (UNMAS) yang ahli menangani berbagai macam bom. 


" Kami sangat kagum akan kinerja tim Indonesia. Mereka tidak banyak bicara, bekerja dengan cepat, serius dan memiliki standar prosedur keamanan yang tinggi di pekerjaan mengancam nyawa ini," komentar salah satu personel UNMAS, Mr. Mariusz Zaremba


Di akhir kegiatan, Satgas TNI memperoleh kehormatan dikunjungi Mission Chief of Staff MINUSCA, Ms. Vivian Van de Pierre. Orang nomor tiga di misi perdamaian Republik Afrika Tengah tersebut langsung meninjau hari terakhir proses pemusnahan bom. 


Tak pelak, beliau juga diberi kesempatan oleh Satgas TNI memimpin hitung mundur peledakkan bom terakhir.(Niko) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.