MUARA ENIM. Khatulistiwa news (23/12) – Proyek pembangunan Rehab Berat Kantor Lurah Pasar Tanjung Enim di Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, yang menyerap anggaran sebesar Rp 385 juta, masih menjadi sorotan berbagai fihak mengingat sudah lebih dari Dua bulan pekerjaan ini belum selesai.
Proyek yang dilaksanakan oleh CV Air Bom terkesan lamban dan cenderung menghambat layanan publik yang setiap hari kerja berfungsi sebagai tombak pemerintah di tingkat kelurahan.
Berdasarkan laporan warga dan perangkat Kelurahan Pasar Tanjung Enim, pekerjaan sempat terbengkalai dengan tukang pertama kabur dan sejumlah karyawan tidak digaji. Pekerjaan kini dilanjutkan oleh tukang baru. "La dua bulan ini, dijawab tukang yang tempo hari sudah kabur dan karyawannya ada yang tidak digaji. Kalau sekarang tukangnya baru galo, alhamdulillah la keliatan bagus," ungkap salah seorang sumber.
Saat dikonfirmasi, para tukang yang saat ini bekerja mengaku mereka adalah tenaga baru. "Kami baru begawe, neruskan bae gawean uwong. Kami di bayar harian dan lihatlah gawean kami hampir selesai, pasang plapon sudah, keramik sudah, tinggal sebentar lagi kelar," kata salah seorang pekerja.
Namun, beberapa keanehan mencuat dalam pelaksanaan proyek Ini diantaranya
Pertama Proses pendanaan dari Kecamatan senilai 300 juta lebih apakah sudah melalui mekanisme yang benar.
Kedua Dari progres pekerjaanyang belum rampung apakah sumber dana proyek rehab ini bersumbet dari APBD Indu atau APBDP Kabupaten Muara Enim tahun 2025.
Ketiga Apakah realistis jika proyek belum kelar namun sudah dibayar secara keseluruhan
Keempat Bagaimana dengan kualitas pekerjaan hasil pengawas dilarang yang nyaris tak terlihat dilokasi pekerjaan.
Saat ditanya siapa yang mendapatkan pekerjaan ini, pekerja dan pegawai kelurahan menyebut nama Satria, Kadus Tegarejo, yang merupakan pemilik CV Air Bom. "Ini punya Satria Kadus DesaTegal Rejo yang punya CV Air Bom," ungkapnya.
Saat dikonfirmasi mengenai pencairan dana, Satria membenarkan dan mengalihkan pembicaraan. "Iya kak, duit itu nak di puter ke dulu sebelum tahun baru, dan aku beneri alat PC ( Ekskavator) aku rusak," ujarnya.
Kejanggalan ini menimbulkan desakan agar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) meninjau ulang pelaksanaan pekerjaan. "Ini seharusnya pihak PPK di tinjau ulang... sepertinya ada kejanggalan ada beton lama yang tidak di hancurkan tapi di timpa lagi dengan semen yang baru," demikian kritik yang muncul.
Upaya konfirmasi ke Plt Camat Lawang Kidul, Yudha, tidak membuahkan hasil. Saat dikunjungi, Yudha tidak ada di tempat. Konfirmasi via WhatsApp mengenai pekerjaan yang telah cair namun belum selesai hanya dibalas dengan ucapan "Siap" dari PJ Camat. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada informasi tambahan yang diberikan oleh Plt Camat Lawang Kidul.
Proyek yang didanai APBD ini pun menunggu klarifikasi dan tindak lanjut resmi dari pihak berwenang, terutama mengenai mekanisme pembayaran dan kualitas pelaksanaan pekerjaan yang dipertanyakan (Midi)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar