JAKARTA, Khatulistiwa news (28/10) - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia gelar Diskusi Panel Nasional bertema “National Data Sovereignty for a Resilient Digital Future: Policy, Ethics, and Innovation for Indonesia” di Aone Hotel, Jakarta Pusat. Selasa (28/10).
Kegiatan ini menjadi forum strategis bagi pemerintah, organisasi kepemudaan, akademisi, dan praktisi teknologi untuk membahas arah kebijakan, etika, dan inovasi digital dalam memperkuat kedaulatan data serta ketahanan siber nasional di tengah pesatnya transformasi digital.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Badan Siber GP Ansor, Ahmad Luthfi, menekankan bahwa pembangunan ekonomi digital nasional harus disertai dengan penguatan kapasitas generasi muda dan perlindungan data publik.
“Santri, pemuda, dan profesional muda harus menjadi garda depan dalam menjaga keamanan data dan etika digital bangsa,” tutur Luthfi.
Diskusi panel ini menghadirkan empat sesi utama dengan narasumber lintas sektor, antara lain:
Panel I – National Data Architecture and Cloud Localization: Firmana Tri Andika (CEO BUMA Holding) dan Wakid Ali Muntoha (Founder Korin.ai).
Panel II – Cyber Resilience and Digital Media: M. Arsyi Haykal (Founder Sovrana) dan Ulinuha L.W.M. (AISNU).
Panel III – Data Economy and Digital Innovation for Inclusive Growth: Ahmad Luthfi (Ketua Badan Siber GP Ansor) dan Husein Indra (CTO Forwave).
Panel IV – Policy and Ethical Governance in the Age of Artificial Intelligence: Ericolas Chandra (Metaethicist) dan Wahyudi Dja’far (Wasekjen PP GP Ansor).
Keempat panel tersebut mengulas isu strategis mulai dari arsitektur data nasional, keamanan siber, ekonomi digital inklusif, hingga tata kelola etika di era kecerdasan buatan.
Para pembicara sepakat bahwa peta jalan kedaulatan digital Indonesia harus dibangun secara kolaboratif antara pemerintah—dalam hal ini Komdigi RI sebagai motor penggerak transformasi digital nasional—bersama sektor swasta, akademisi, dan komunitas digital.
“Kedaulatan digital tidak akan lahir tanpa arah yang jelas. Karena itu, GP Ansor berkomitmen bukan hanya jadi penonton, tapi bagian dari gerakan yang membangun fondasi kedaulatan siber Indonesia,” tegas Ahmad Luthfi, Ketua Badan Siber GP Ansor.
Forum ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan, yaitu:
1. Perlunya arus data nasional yang aman dan tersentralisasi di bawah tata kelola pemerintah;
2. Penguatan literasi dan etika digital di masyarakat, terutama di kalangan santri dan pelajar;
3. Peningkatan investasi pada infrastruktur cloud lokal untuk mengurangi ketergantungan pada platform asing; dan
4. Pembentukan kolaborasi strategis lintas organisasi kepemudaan guna mendukung agenda transformasi digital berdaulat.
Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari ini ditutup dengan pembacaan hasil rekomendasi dan sesi foto bersama seluruh peserta dan narasumber.
Melalui kegiatan ini, GP Ansor dan Komdigi RI menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat ketahanan siber nasional serta mewujudkan Indonesia yang berdaulat, tangguh, dan beretika di ruang digital. (Niko)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar