BERITA TERKINI

BLBI-BCA GATE” Mega Skandal Korupsi Terbesar di NKRI

 


Oleh: Sasmito Hadinegoro 


JAKARTA, Khatulistiwa news (01/08) - Mengingat nama Senior Ekonom (Alm)  Drs Kwik Kian Gie, saya mengenang dan teringat Kembali moment bersejarah pertemuan saya dengan pak Kwik beberapa waktu lalu.


Beberapa bulan lalu sebelum beliau wafat, saya sempat bertandang ke rumahnya di Radio Dalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan


Meski sudah sepuh berusia 90 tahun, pak Kwik tetap bersemangat berdiskusi berbagai macam topik, terutama mengenai topik kebangsaan Indonesia.


Banyak sekali nilai-nilai kebangsaan yang diwarisi pak Kwik bagi generasi muda bangsa ini. Bagi  saya, pak Kwik adalah sosok yang sangat mencintai Indonesia dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. 


Memang dalam setahun terakhir ini, saya beberapa kali ngobrol dengan pak Kwik di kediamannya. 


Bahkan disela-sela obrolan, saya memberitahu pak Kwik bahwa sebelum HUT Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 2025, saya akan menggelar seminar kebangsaan. Dan pak Kwik menyetujuinya. Saya menyampaikan usul kepada Pak Kwik  soal tema Diskusi Publik ini. Kami mengambil tema diskusi berjudul:” Pornografi Keuangan Negara”.


Dan lagi-lagi pak Kwik setuju dengan tema itu. Bahkan Term of Reference  (TOR) diskusi telah dibikinkan


Namun dalam perjalanannya, muncul kekhawatiran dalam diri pak Kwik.


Semula pak Kwik menyetujui menyelenggarakan diskusi di Kampus miliknya ” Sekolah Bisnis Kwik Kian Gie”, tetapi kemudian dibatalkan.


Mungkin karena pak Kwik khawatir terkait ” Keamanan, eksistensi Sekolah Bisnis KKG yang didirikannya itu, Pak Kwik kemudian menelpon saya dan berkata dengan lirih: “Mas Sas, maaf yang tadinya  ACC untuk rencana Diskusi Publik, masalah Keuangan Negara yang anda usulkan , setelah saya renungkan demi masa depan Sekolah KKG , demi keamanannya, maaf terpaksa kita batalkan ya Mas Sasmito”. 


Saya dapat memahami alasan pak Kwik ini. Tetapi the show must go on. Rencana seminar akan jalan terus. TOR diskusi sudah disusun oleh putra sulung saya Mas Prisma Wardhana Sasmita, SH, Mhum, MM, MKn, CLA, KURATOR. 


Agenda besar diskusi ini adalah mengajak masyarakat Indonesia ” Melawan Lupa! “terhadap Mega Skandal Korupsi Kakap :”BLBI-BCA GATE” ratusan trilun yang terjadi pada tahun 2003, di era Rezim Megawati berkuasa.


Secara kasat mata, public melihat konspirasi gelap penjualan Aset BCA senilai Rp117 Triliun  saham BCA 51 persen kepada Faralon milik Budi Hartono dan Bambang Hartono, Owner Perusahan Rokok Jarum Kudus dengan hanya dengan harga Rp 5 Triliun saja. 


Dan tragisnya di dalam buku BCA tertulis ada Obligasi Rekapitalisasi (OR) Pemerintah Ex BLBI Gate Rp60 Triliun. Tercatat pula, posisi  BCA pada akhir Desember 2002 telah untung triliunan pula.


Bahkan sejak tahun 2004 hingga tahun 2009 BCA Diberi Subsidi Bunga OR ex BLBI  Rp7Triliunan / tahun atau totalnya senilai Rp42 triliunan. 


Berarti telah terjadi perampokan aset negara berupa BCA yang kala itu sahamnya 92 persen telah menjadi milik negara – sebagai hasil pelunasan utang fasilitas BLBI Rp 33Triliun  konglomerat Anthony Salim. Saat  krisis moneter tahun 1998 , Anthony Salim tidak mampu membayar utang BLBI nya. 


Malahan Taipan Anthony Salim ternyata juga membobol BCA miliknya. Modusnya, Anthony Salim mengambil fasilitas kredit BCA  Rp 53 Trilun. Endingnya, dia ternyata tidak mampu membayar fasilitas kredit BCA ini.


Dari fasilitas kredit yang diterimanya, dia a hanya mampu bayar utangnya cash Rp100Miliar dan menyerahkan 108 Perusahaan anak Salim Group. Misalnya yang terbesar PT ASTRA dan Pabrik Gula di Lampung “Gulaku” yang berhasil di beli oleh Pengusaha Gunawan Yusuf. Gunawan Yusuf sukses mengelola Gulaku sehingga menjadi Perusahaan Gula Terbesar di Indonesia.


Dari fasilitas kredit yang diterimanya, dia a hanya mampu bayar utangnya cash Rp100Miliar dan menyerahkan 108 Perusahaan anak Salim Group. Misalnya yang terbesar PT ASTRA dan Pabrik Gula di Lampung “Gulaku” yang berhasil di beli oleh Pengusaha Gunawan Yusuf. Gunawan Yusuf sukses mengelola Gulaku sehingga menjadi Perusahaan Gula Terbesar di Indonesia.


Sekilas lintas dengan singkat di hari-hari ini saya mengenang Kembali kawan seperjuangan Kwik Kian Gie.


Pak Kwik selalu mendukung perjuangan saya tatkala saya menggaungkan “Tuntut Penuntasan BLBI – GATE “. Bagi saya pak Kwik bukan hanya seorang senior ekonom, tetapi rekan seperjuangan menyelematkan bangsa ini dari  kerusakan akibat salah mengelola keuangan negara.


Selain pak Kwik, ada pula Prof Dr Sri Edi Swasono yang menjadi teman seperjuangan menyelamatkan keuangan negara. Di era rezim SBY berkuasa tahun 2004- 2014 , pada saat Dr Marzuki Ali sebagai Ketua DPR RI, kami diundang untuk beraudiensi  di ruang meeting Pimpinan DPR bersama Kawan-kawan  Aktivis Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS).


Audensi ini juga dihadiri Wakil Ketua DPRRI Pramono Anung dan Para Pimpinan Fraksi DPR RI khususnya juga Ketua Komisi III DPRRI Bidang Hukum , Komisi XI DPRRI Bidang Keuangan – Perbankan. Hampir 2 jam saya dan Alm Drs Kwik Kian Gie dan Prof Dr Sri Edi Swasono dengan gamblang memaparkan “Mega skandal BLBI- BCA gate. Patut diduga pemberian subsidi bunga OR ex BLBI puluhan triiyun setiap tahun dialokasikan di APBN oleh Menkeu RI dengan di acc DPR RI.


Hal ini sangat miris sekali

Sebab uang ini bersumber dari uang pajak yang disetor rakyat Indonesia dengan ngos-ngosan  per tahun. Ironisnya lagi, hingga detik hari ini terbukti masih dibayarkan setiap triwulannya tanpa rasa berdosa. 


Patut diduga, bankir-bankir bandit yang pesta pora kolusi dengan  Menkeu RI & Gubernur BI. Eloknya dengan kondisi negara shortage, Presiden Prabowo memberi pernyataan keras berkali-kali termasuk mau brantas korupsi dan mengejar koruptor sampai ke planet. Namun ternyata hanya maaf  omon-omon sendiri dan hanging. Dalam poscast saya di Ratas TV tanggal 15 Juli 2025, saya membongkar dengan gamblang soal praktek korupsi di Indonesia.


Namun sampai saat ini, pernyataan saya ini belum direspon Presiden Prabowo. Sebagai aktivis- pegiat anti korupsi yang sejak tahun 2009 sampai dengan detik ini istiqomah atau lebih 15 tahun saya tidak pernah surut. Saya terus menyuarakan ketidakadilan di negeri ini.


Termasuk menyeret para Menkeu RI, mulai dari Dr Boediono, Dr Sri Mulyani, Dr Darmin Nasution, Agus Marto Wardoyo. Prof Dr Dorojatun Kuncoroyakti, Laksamana Sukardi dan Thomas Lembong yang jelas kasat mata patut diduga berperan sebagai actor  intellectualist.


Mereka patut diduga KKN dengan Budi Hartono dan Bambang Hartono merampok aset BCA yang detik hari ini bernilai Rp 1400 Trilyun. Ini secara kasat mata mengindikasikan perampokan harta rakyat Indonesia. 


Namun lagi-lagi  “hanging”!!. Dugaan perampokan uang rakyat ini dibiarkan saja oleh KPK, Polri dan Kejagung RI. Now , we are going to the next session ,wait & see! Menjelang HUT RI merdeka ke 80 tahun pada tanggal 17 Agustus 2025,  Presiden RI Prabowo untuk mengibarkan bendera merah putih saja beliau sampai dengan mengimbau rakyatnya untuk kibarkan bendera merah putih di mana-mana, what happened sir??!”


Salam Perjuangan HMS Sasmito Hadinegoro. Penulis adalah Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi Keuangan Negara (LPEKN) ( Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.