BERITA TERKINI

MENCIPTAKAN RASA KEADILAN

 

Oleh: 


Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si. (Widiyaiswara Madya BDK Palembang )

Dan 


Marsal ( Penghulu KUA Kecamatan Muara Enim )



MUARA  ENIM,Khatulistiwa  news  (2/9) Pada hari yang penuh rahmat dan berkah ini, saya sebagai khatib

mengajak kepada hadirin sekalian, marilah kita selalu bersyukur atas 

segala nikmat dan karunia yang telah dianugerahkan Allah Swt.

kepada kita sekalian. Shalawat serta salam semoga Allah curahkan 

kepada nabi Muhammad Saw. kepada keluarga, para sahabatnya dan 

kepada para pengikutnya hingga hari akhir kelak. 

 Pada kesempatan ini pula, khatib berpesan marilah kita 

tingkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt, dengan sebenarbenarnya takwa, berusaha melaksanakan segala perintah-Nya, 

melaksanakan kebaikan dengan penuh keikhlasan dan berusaha 

meninggalkan segala bentuk maksiat dan larangan-Nya. 

 

Berperilaku adil dan berusaha menegakkan keadilan demi 

terciptana rasa keadilan di masyarakat, merupakan bagian dari ajaran 

agama yang bersifat universal. Seluruh masyarakat dengan semua 

tingkatannya menginginkan agar keadilan itu tegak lurus, tidak 

condong apalagi berat sebelah. Islam adalah agama yang sangat inten

mengajarkan bahwa nilai-nilai keadilan itu harus tumbuh dan berdiri 

tegak di tengah-tengah masyarakat, karena nilai keadilan adalah nilai 

azasi manusia untuk dijadikan pilar dalam semua sendi kehidupan, 

baik personal terhadap dirinya maupun dalam lingkungan 

masyarakat. Ajaran Islam sangat menjunjung tinggi nilai-nilai 

keadilan. Bahkan salah satu tujuan Allah Swt. menurunkan para nabi 

dan rasul adalah untuk mewujudkan keadilan di tengah-tengah 

masyarakat. 

 Dengan keadilan tegak lurus di masyarakat, maka diharapkan 

tidak ada lagi tindakan diskriminatif, tidak ada lagi rasis, dan tidak 

ada gesekan-gesekan di masyarakat yang dapat memunculkan 

konflik.

 Perihal pentingnya keadilan ini Allah Swt. menegaskan dalam alQur’an surat al-Maidah ayat ke-8:


 _Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, Jadilah kamu sebagai_ 

 _penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil_ 

 _Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu_ 

 _untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih_ 

 _dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah_ 

 _Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah: 8)_ 


 Ajaran adil dalam pandangan Islam adalah adil secara umum dan 

paripurna, karena berlaku adil bukan hanya kepada sesama umat 

Islam saja, akan tetapi kepada siapapun orangnya, tidak mengenal 

ras, suku, bangsa dan golongan apapun. Bahkan berlaku adil harus 

diberikan pula sekalipun kepada orang atau kelompok yang tidak 

disukai. Orang-orang bijak berpesan, 


hendaklah keadilan itu 3

ditegakkan walaupun dunia harus binasa, tanpa dikecualikan dengan 

semua kondisi, selain dunia telah binasa, tak peduli dunia sedang 

diguncang badai, pandemi, perang atau pun situasi buruk lainnya,

pantang hukum keadilan meletakkan mahkotanya.

 

Janganlah keadilan menjadikanmu buta, tidak lagi sanggup 

melihat kebenaraan dikarenakan kamu benci kepada seseorang atau 

kelompok tertentu. Sehingga perbuatan benarpun kalian anggap salah 

karena kebencian telah merasuki nafsumu dan golonganmu.

 Janganlah rasa kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong 

kamu untuk tidak berlaku adil, diskriminatif terhadap mereka.

Berlaku adillah kepada siapun, yakinlah berlaku adil itu lebih 

mendekatkan kepada taqwa. Hal ini mengandung makna yang sangat 

luas dan menyeluruh, karena itu Allah menyuruh kepada orang-orang 

yang beriman agar berlaku adil, karena keadilan itu dibutuhkan dalam 

segala hal dan segala kondisi. Dengan tegaknya keadilan maka akan 

tercipta rasa ketenteraman, kemakmuran dan kebahagiaan dunia 

akhirat. Apabila rasa keadilan terusik, dan tidak tumbuh 

dimasyarakat, maka akan tumbuhlah sifat saling mencurigai dan tidak 

saling percaya, yang akhirnya akan memunculkan gesekan sosial, dan 

akhirnya akan muncul konflik sosial masyarakat.

 Allah Swt. sangat mencintai orang-orang yang berlaku adil, 

utamanya ditujukan kepada para pemimpin, sebagaimana ditegaskan 

dalam surat al-Hujurat ayat ke-9:


 _Dan berlaku adillah, sungguh Allah menyukai orang-orang yang 

berlaku adil (QS. Al-Hujuraat: 9)_ 


 Rasulullah Saw. memberikan gambaran kepada orang-orang 

yang berusaha untuk menegakkan dan menciptakan rasa keadilan di masyarakat, dengan mengakumulasikan bahwa mereka dikategorikan 

sebagai para calon penghuni syurga. Dan di dalam hadits disebutkan 

bahwa ada tiga golongan calon penghuni syurga, salah satunya adalah 

penguasa yang adil yang dianugerahi taufik oleh Allah.


 _Penguasa yang adil yang dianugerahi Allah taufik._ 


 Secara kontekstual, tentang perintah melaksanakan keadilan 

adalah sebuah keniscayaan, maka berbuat adil diantara sesama

manusia pun merupakan perintah Allah Swt. Maka hukum harus ditegakkan demi keadilan, sehingga rasa keadilan di masyarakat tercipta. Apabila sudah dilakukan oleh manusia berarti ia telah 

merefleksikan amanah keadilan Allah Swt. dan berarti bahwa ia telah 

berusaha turut pula membangun ketakwaan kepada Sang Khaliq 

Pencipta alam semesta. 

 Di dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 58 Allah menegaskan: 

 

 _…dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia_ _hendaknya kamu menetapkannya dengan adil._ 


 Setidak-tidaknya ada dua makna yang dapat kita petik dari ayat 

al-Qur’an tersebut, yakni:

 Pertama bahwa keadilan itu harus ditegakkan dan diberlakukan 

diantara sesama manusia tanpa memperhatikan status primordialisme yang ada pada diri seseorang, yakni pandangan terhadap ras, suku, agama, jenis kelamin, yang memang hal tersebut adalah bawaannya sejak lahir. Pada ayat tersebut tidak disebut dengan kalimat 

Bainal muslimin, atau bainal mukminin, akan tetapi kalimat yang digunakan 

adalah bainannaas, yakni menegakkan keadilan sesama manusia.

Kemudian yang kedua, menegakkan hukum terkadang tidak 

selalu sama dengan menegakkan keadilan, karena adakalanya 

manusia sering melakukan pola peradilan berdasar norma hukum formil yang bisa dimanipulasi, sehingga secara substantif tidak 

berkeadilan. Dengan sebab tersebut Allah Swt. memerintahkan dalam 

firman tersebut dengan kalimat jika kalian berhukum hendaklah berhukum dengan adil. 

 

Menapaki kehidupan menuju ketakwaan kepada Allah Swt. kita dituntut untuk membersihkan ketidakadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Banyak jalan dan cara untuk bertakwa 

dan salah satu hal yang penting adalah menegakkan keadilan hukum atau hukum yang berkeadilan.

 Semoga dengan penegakkan hukum akan tercipta rasa keadilan 

di masyarakat, dengan demikian masyarakat akan merasakan hidup aman, nyaman dan tenteram lahir dan batin.(Redaksi)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.