BERITA TERKINI

Sampaikan Narasi Nasional di Munas I Pemerhati Jurnalis Siber, Fadel Muhammad : Tugas, Peranan dan Tantangan Besar Sekali bagi Bangsa dan Negara

 



JAKARTA, khatulistiwa news (25/11) - Ratusan peserta yang turut serta dalam pelaksanaan Munas I Pemerhati Jurnalis Siber (PJS) yang digelar pada tanggal 25 hingga 27 November 2022 di Jakarta, hadir mewakili sedari 25 propinsi.


Demikian pernyataan ketua panitia Munas I PJS Ridwan Mooduto katakan, saat berikan kata sambutan di aula dewan pers yang berlokasi di Kebun Sirih, Jakarta Pusat. Jumat (25/11/2022)


Nampak, animo para jurnalis siber (online) se-Indonesia menghadiri langsung momen bersejarah tersebut." Kami berterima kasih atas apresiasi teman-teman pengurus daerah dan cabang, yang mau berpartisipasi, mengikuti Munas perdana kita ini," kata Ridwan Mooduto


Antusiasme serta animo eksistensi organisasi jurnalis yang mengkhususkan dirinya pada wartawan media online ini, patut diapresiasi, ujar Asmono Wikan yang menjabat selalu Ketua Komisi Pemberdayaan Organisasi Dewan Pers saat memberikan kata sambutan.


Diketahui, acara terselenggara dan dihadiri oleh pihak pengurus dari tingkat provinsi (DPD) dan kabupaten/kota (DPC) se-Indonesia dalam pelaksanaan Musyawarah Nasional I Pemerhati yang diselenggarakan di Hall Dewan Pers.


Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Pemerhati Jurnalis Siber (PJS), Mahmud Marhaba menekankan bahwa Pers merupakan pilar ke-empat demokrasi di Indonesia.


"Kita sangat mengapresiasi atas kerja sama yang dilakukan oleh Dewan Pers dan Polri dalam memayungi setiap aktivitas jurnalis hingga ke depan tidak ada lagi kriminalisasi kepada pekerja pers," tutur Mahmud


Lebih lanjut, pada pukul 18.49 wib malam, hadir pula wakil ketua MPR RI bapak Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad memberikan penjelasan perihal peran serta pers dalam mensosialisasikan empat (4) pilar Kebangsaan.


Fadel menceritakan bahwa dirinya sedang menjalankan 'desk research', apa yang menjadi menarik untuk menjadi perhatian. Lalu, apa ini merupakan berita benar atau bukan hoax." Kemudian, siapa yang menyebarkan serta kapan terjadi peristiwa ini. Hingga menjadi krusial dan penting, untuk diketahui masyarakat," tokoh politik dan pengusaha yang merupakan jebolan Kampus ITB itu menjelaskan.


Lalu, tingkat kepercayaan yang menjadi krusial itu ada dimana mana. Baik, berita mengenai usaha, NJOP, baik juga mengenai politik bahkan mengenai kinerja Pemerintah. Dimana berita mengenai bisnis bisa kisar 60, lalu berita tentang pemerintah 62 persen, lalu kemudian berita lain menjadi kisar 50 persen. Lalu menjadi penurunan.


Dengan tim yang dibuat, saat di Amerika tentunya akan menjadi berbeda dengan di regional negara lain. Berita koran menjadi tinggal 5 persen, konsumsinya. Mengalami, penurunan luar biasa. Yang mana, kini orang menjadi lebih memperhatikan hal lain.


Sementara, di Indonesia menerima berita dari TV bisa 52 persen, dari koran 17%, sementara dari online menjadi 72%. Maka itulah, para saudara saudara berperan dalam Pemerhati Jurnalis Siber ini memiliki peran besar sekali. 


Dalam proses jangkauan menerima berita dari komputer 25 persen, sementara dari smartphone mencapai 92%, tukas Fadel mengemukakan hasil desk research yang dijalankan olehnya sejauh ini.


Saya akan sempatkan waktu sebentar, saya katakan pada saudara Marhaba. Bahwa apa yang diprakarsai saat ini, belum diberikan uraian nya. Mereka tidak melihat, apa kejadian yang ada. Tingkat kepercayaan berita di Indonesia, pada tahun 2022, hanya tinggal 22%, lalu berita yang diterima hanya 4%.


Pertanyaan yang muncul, apa yang menyebabkan massa tidak percaya pada berita ?, Ini pada saudara saudara PJS ini sangat penting sekali. Dan perihal, Miss Leading, disengaja berikan keterangannya, untuk kelompok tertentu atau kelompok lain.


Kepolisian, investasi triliunan rupiah, untuk mencari keterangan. Rekaman, untuk melihat fake news, atau hoax. Dimana, melihat orang perorang yang ada persoalan. Lalu, the missing information. 


Berita akurat dan tidak akurat mengenai hoax, dimana ada disinformasi atau hoax. Maka itulah, PJS menjadi tantangan yang luar biasa ke depannya. serta, Tekhnologi Siber di kepolisian luar biasa sekali. 


Di MPR ada sepuluh orang, baik ada dari PDI P dan dari DPD RI, termasuk saya melihat hal ini, dan mengikuti terus perkembangan yang ada selama ini. 


" Faktor ketidakpercayaan pada lembaga berita, dimana ada mis leading, opini., Dan ada beberapa berita yang memunculkan emosi atau opini. Dimana tidak jujur, dan tidak ada akuntabilitas dari lembaga lembaga tadi," ujar Fadel yang berasal dari Gorontalo itu katakan.


Sembari katakan, Fadel pun menjelaskan kehadiran turut untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dimana masyarakat pada umumnya masih awam. Maka, Pemerhati Jurnalis Siber (PKS) ini memiliki tugas, peranan dan tantangan yang besar sekali. Semoga bisa berbuat sesuatu yang menghasilkan bagi bangsa dan negara.(Niko) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.