Oleh:
Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si
Dan
Marsal ( Penghulu KUA Kecamatan Muara Enim )
Muara Enim, Khatulistiwa news (11/11) Ketahuilah bahwa kemerdekaan yang sedang kita rasakan ini adalah karunia Allah dan hasil jerih payah mereka.
Mereka para pejuang dalam pandangan Islam adalah sebagai syuhada, tanpa pamrih berjuang sampai titik darah penghabisan.
Begitu gigihnya mereka berjuang mengusir penjajah, sehingga tanggal 10 November dijadikan sebagai Hari Pahlawan.
Mereka para syuhada bangsa dan negara Indonesia telah
berjuang dengan pengorbanan yang luar biasa, mereka
mengorbankan jiwa dan raga demi mencapai keberhasilan mengusir penjajah dari bumi pertiwi dan meraih kemerdekaan. Kita semua
menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang harus pandai mensyukuri nikmat, jangan sampai kita melupakan jasa para pahlawan kusuma
bangsa. Kita wajib meneladani semangat perjuangan mereka untuk
diejawantahkan pada setiap lini kehidupan.
Jika para pahlawan dahulu berjuang dengan mengangkat senjata
untuk mengusir para penjajah, maka lain pula tugas kita dewasa ini,
yakni berjuang mengusir kebodohan dan berjuang serta mengisi kemerdekaan dengan membangun generasi muda yang tangguh menegakkan keadilan, mereposisi akhlak dan mengembalikan izzah,
harkat dan martabat bangsa Indonesia yang cinta perdamaian namun
lebih cinta kemerdekaan.
Kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu meneladani para
pejuang bangsa kita untuk mengusir kelompok- kelompok yang merongrong integritas dan eksistensi bangsa dan negara. Kita harus mampu mempertahankan dan membebaskan bangsa dari berbagai bentuk belenggu penjajahan. Pantang surut mundur ke belakang, maju terus membangun peradaban bangsa yang gemilang.
Terlebih saat ini kita hidup pada suatu zaman dengan teknologi informasi yang sangat canggih, komunikasi antar sesama manusia
tidak lagi dibatasi dengan perbedaaan tempat, ruang dan waktu.
Apabila saat ini terjadi peristiwa diberbagai wilayah dunia, maka detik ini juga kita dapat mengakses beritanya.
Generasi penerus kemerdekaan bangsa kita saat ini harus mampu
meneladani nilai-nilai dan semangat dari pahlawan kusuma bangsa.
Mereka adalah pigur dan simbol keteguhan dalam memegang prinsip,
merekia adalah contoh keberanian hakiki, dan mereka adalah tokoh
yang mampu merepleksikan makna kesabaran, berjuang terus menerus tanpa pamrih, tanpa jemu dan bosan dan sampai akhirnya
mereka mampu merebut kemerdekaan.
Berikhtiar, bertawakkal sebagai penjabaran dari perintah suci, telah mereka ejawantahkan, mereka realisasikan dalam sebuah bentuk dan makna perjuangan suci, sebagaimana spirit kalam suci:
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal.
Nilai-nilai kepahlawanan yang telah ditorehkan oleh para pejuang bangsa dan negara Indonesia harus mampu kita realisasikan
dalam berbagai sendi kehidupan dalam membangun tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita harus melakukannya
dengan kapasitas dan peran masing masing dan semua elemen bangsa
tanpa terkecuali membangun dengan mencontoh tauladan para
pahlawan bangsa.
Kita harus bahu membahu dan teguh memegang prinsip mempertahankan kemerdekaan dan berani menghalau pihak-pihak
yang ingin menggangu kedamaian bangsa. Kita harus mau dan mampu mengusir penjajah model baru, neo liberalism, yang akan menghancurkan dan merenggangkan nilai-nilai kerukunan. Mereka mengusik nilai-nilai persatuan dan kesatuan yang selama ini kita
jalin. Kita jangan mau menjadi bagian bangsa yang mau dipropokasi, kita harus mampu menunjukkan eksistensi sebagai suatu bangsa yang mampu berdiri sendiri, tanpa diperbudak bangsa lain, Kita telah
berhasil merebut kemerdekaan dengan tebusan tetesan keringat dan darah para pejuang. Kita bangsa yang merdeka bukan hasil pemberian dan hadiah, akan tetapi merebutnya dari tangan penjajah dan direstui, diberikan serta diberkahi oleh Allah Swt. sebagaimana ditegaskan dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi:
Penjagaan Allah berada di atas kebersamaan.
Disebutkan pula dalam al-Qur’an surat al-Fath ayat ke-10:
Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa
melanggar janji, maka sesungguhnya dia melanggar atas (janji)
sendiri; dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Dia akan memberinya pahala yang besar.
Meneladani jiwa keteladanan para pejuang bangsa harus
menjadi barometer dalam mensyukuri dan mentadabburi berbagai
nikmat dan karunia Allah yang telah dianugerahkan kepada kita. Allah telah menegaskan bahwa jika kita bersyukur maka akan
ditambah nikmat-Nya kepada kita termasuk nikmat kemerdekaan, hasil jerih payah para pahlawan bangsa kita. Jangan sebaliknya, kita terjebak dalam perilaku manusia yang tak tahu diuntung,
meremehkan dan menganggap enteng perjuangan para pahlawan, itu pasti hanya menunggu adzab Allah yang sangat pedih.
Rasulullah bersabda:
Tidak bersyukur kepada Allah bagi orang yang tidak
menghargai orang lain.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mampu mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan diisi kegiatan-kegiatan yang positif serta perbuatan yang dapat mendatangkan cinta dan ridha Allah Swt. Semoga kita mampu meneladani jiwa kepalawanan para pejuang bangsa kita, serta merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan momentum hari pahlawan 10 November 2022. Kita kuatkan lagi rasa syukur kita atas nikmat kemerdekaan yang
telah diperjuangkan oleh para pahlawan kusuma bangsa.(Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar