BERITA TERKINI

UMKM Hadapi Banyak Kendala, Shri Hardjuno Founder Yayasan SHW : Mesti Dibantu dan Pendampingan

 



JAKARTA, Khatulistiwa news (20/12) - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan usaha rakyat, harus dibantu. Hal itu lantaran banyak kendala yang mereka hadapi dalam menjalankan roda usahanya.


Demikian, Founder Yayasan Syariah Hardjuno Wiwoho (SHW) Center Shri Hardjuno Wiwoho katakan, 

" Misalnya, sulitnya sektor UMKM mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)," kemukanya


Hal itu disampaikan Shri Hardjuno saat menerima kunjungan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Studi Magister Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 


Hardjuno menambahkan, sulitnya UMKM mendapat KUR karena dianggap tidak feasible (layak) dan tidak '

bankable (tidak memenuhi syarat perbankan untuk mendapatkan pinjaman), di Jakarta, Rabu (20/12).


Ungkapnya, padahal pelaku UMKM ini menjadi tulang punggung roda perekonomian di Indonesia. SHW Center hadir membantu pelaku usaha kecil ini di segala sektor.


Dikatakan, hal itu merupakam wujud kontribusi SHW Center bagi pembangunan ekonomi nasional. Di hadapan peserta program orientasi, Hardjuno menjelaskan bahwa SHW Center merupakan yayasan non pemerintahan yang independen, bersifat sukarela (voluntary) dan filantropis.


Salah satu tugas pokok SHW Center adalah melakukan pendampingan terhadap kegiatan usaha kecil di tingkat UMKM. Saat ini, SHW Center memiliki tiga unit bisnis, yaitu air mineral, peternakan ayam dan show room mobil, tandasnya.


Dia menjelaskan, pihaknya menyiapkan berbagai infrastruktur dan akses pendukung. Hal itu untuk membantu UMKM, terutama dalam hal pemberdayaan.


" Sehingga ke depan menjadi UMKM yang naik kelas,” tegasnya. Dalam kesempatan itu, para peserta terlihat sangat antusias mendengarkan paparan Hardjuno.


Di lokasi, sebanyak empat (4) mahasiswa hadir dalam kunjungan tersebut. Yakni Mushonnif, Amirul Wahid Ridlo Wicaksono Zain, Elfira Zidna Almaghfiro dan Vina Fellinda Alfiatun Maghfiroh.


Kunjungan dipimpin langsung oleh Kaprodi S2 PMI Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Moh. Nur Ichwan dan Ahmad Izudin sebagai Sekretaris Prodi.


Kunjungan, merupakan bagian Orientasi Program Lembaga digagas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diskusi interaktif berjalan selama kurang lebih tiga jam.


Adapun, Amirul Wahid sebagai peserta kunjungan, menyampaikan sangat bersyukur diterima di yayasan yang sangat sesuai dengan harapan timnya. 


" Kami belajar banyak dari SHW Center," tuturnya.


Dia mengatakan, dirinya dapat melihat bagaimana sebuah pengembangan masyarakat secara aplikatif dapat diterapkan pada masyarakat, khususnya UMKM. Yakni dengan berprinsip pada nilai-nilai religius dan spiritual.


“ SHW Center membawa konsep keadilan yang berasas keseimbangan. Dimana hal ini perlu ditindaklanjuti bersama sebagai suatu sinergi untuk menciptakan masyarakat yang berdikari dengan UMKM," tambah Elfira Zidna.


Dalam kesempatan itu, Hardjuno juga menyentil Kementerian Koperasi dan UMKM (KemenkopUKM) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Yakni agar tidak gagal mengantisipasi dampak kondisi global terhadap UMKM Indonesia.


" Pasalnya, kondisi global saat ini sangat tidak menguntungkan bagi sektor usaha kecil. Misalnya, kondisi geopolitik dunia, konflik Palestina dan Israel dan pemilu serentak 2024," imbuhnya.


Kondisi tersebut berdampak negatif terhadap UMKM Indonesia. Terutama UMKM yang sebagian besar bahan bakunya impor.


“Pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan harga bahan baku impor dan meningkatnya ketidakpastian di pasar, dapat menyebabkan meningkatnya biaya produksi. Selain itu, menurunnya daya saing dan meningkatnya risiko kerugian bagi UMKM,” jelasnya.


Antisipasi


Untuk itu, Hardjuno meminta pemerintah segera mengambil langkah - langkah. Yakni untuk mengantisipasi dampak kondisi global tersebut terhadap UMKM Indonesia.


“ Perlu kerja sama lintas sektor untuk memberikan dukungan kepada UMKM. Antara lain seperti memberikan subsidi untuk bahan baku impor dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan efisiensi produksi," ungkapnya.


Selain itu, memberikan dukungan untuk pengembangan produk inovatif. Hardjuno juga meminta UMKM untuk melakukan beberapa hal untuk mengurangi dampak kondisi global tersebut.


" Antara lain menggunakan bahan baku lokal, meningkatkan efisiensi produksi dan mengembangkan produk yang inovatif. UMKM harus jeli melihat peluang dan tantangan yang ada, serta harus siap untuk melakukan adaptasi," terangnya.


Lebih lanjut, Hardjuno menjelaskan aktivitas di SHW Center selaras dengan program MBKM yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dimana salah satu program MBKM ini adalah Wirausaha Merdeka.


“ Ini salah satu program unggulan dalam kerangka kebijakan MBKM. Yang mana memberikan kesempatan kepada mahasiswa, untuk memperoleh pembelajaran di bidang kewirausahaan selama satu semester di perguruan tinggi pelaksana terpilih,” tukasnya. (Niko) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.