BERITA TERKINI

Kembali, Lagi lagi Travel Umroh Tipu-tipu Tinggalkan Derita Mendalam Korbannya

 


JAKARTA, Khatulistiwa news  (28/01) - Kembali, pasca kasus penipuan First Travel, beberapa waktu silam ternyata masih saja ada dan terjadi lagi modus penipuan travel umroh yang serupa lainnya. Puluhan bahkan ratusan jamaah jadi korban, baik itu yang gagal berangkat, hingga uang hilang tidak kembali. Uang yang digelapkan ditaksir bukan hanya miliaran, akan tetapi bisa mencapai triliunan.


Ironisnya, mesk korbannya sudah puluhan ribu dan kerugian mencapai triliunan bila dicermati anehnya kasus ini terkesan tidak dianggap kasus serius. Baik itu oleh aparat Penegak Hukum, bahkan oleh  pemerintah. 


Tidak ada terdengar, bagaimana upaya pengejaran aset agar uang para jamaah dari korban penipuan tersebut bisa kembali. Begitupun, seperti apa upaya para pihak yang berkompeten untuk bisa mengantisipasi agar tidak ada lagi jatuh korban oleh tipu-tipu travel umroh sejenis itu kedepannya.


Benar sih, ada satu dua, tiga orang, atau lebih yang pernah ditangkap dan diproses ke jalur hukum juga pengadilan, akan tetapi bagaimana soal kerugian, hilangnya uang, dan bagaimana cara uang para korban yang malang itu bisa kembali serta apa langkah antisipasinya ke depan faktanya sampai saat ini tidak pernah menjadi perhatian  pemerintah!


Maka wajar dan patut kita curigai kalau kasus sejenis ini, sepertinya memang terkoordinasi dan bisa jadi jangan-jangan ada bentuk kerjasama kolektif atau malah memang sengaja dipelihara?! 


Modus operandi penipuan, dan pencucian uang dengan kedok travel umroh seperti ini jika dibiarkan tidak hanya ratusan, ribuan jamaah yang menjadi korban, miliaran, triliunan uang raib, akan tetapi dampak negatif bagi travel-travel umroh lainnya yang awalnya sudah menjalankan jasa ziarah ini dengan baik dan benar bisa jadi pula akan kena imbas negatifnya. Ujung-ujungnya, tentu saja bisa membuat tipis kepercayaan warga masyarakat kepada pemerintah dalam hal ini tentunya Kementerian Agama Republik Indonesia!


Perlu di ingat, miliaran hingga triliunan uang yang mereka gelapkan itu adalah uang jamaah warga negara Indonesia. Dimana mereka hasil dari berjuang dengan pedihnya, mereka yang sebagian besar berasal dari hasil mengumpulkan sedikit demi sedikit, bahkan ada mengumpulkan dari hasil seluruh kerja keras sepanjang hidup, juga ada yang sampai menjual rumah, sawah, dan tanah milik mereka di desa. Mereka terdiri dari beberapa latar belakang kehidupan, ada penjual gorengan, driver ojek online, buruh kasar, petani yang berjuang dengan menyisihkan hasil panennya bertahun-tahun, menabung sedikit demi sedikit untuk bisa pergi melakukan umroh ketanah suci dengan penuh harapan.


Kenapa kasus ini patut di sebut dan diduga kuat sebagai kejahatan terencana dan bahkan terorganisir terkoordinasi dengan baik? Bisa di ilustrasikan seperti halnya dengan contoh pada kasus First Travel, Khusus Abu Tours yang konon katanya sukses  mengumpulkan uang para jamaah korbannya lebih dari 1 triliun. Namun, sejak kasus ini mencuat dan lalu diusut, rekening di pemiliknya kosong! (detikcom, 23/3). Begitu pula dengan kasus First Travel yang totalnya berhasil mengumpulkan dana dari para jamaah sebesar 800 miliar lebih, tapi ironisnya di rekening pemiliknya hanya meninggalkan sisa 2 juta saja!


Kali ini tidak jauh berbeda modus operandi tipu-tipu travel umroh serupa, terjadi lagi di negeri ini dengan modus yang nyaris sama. Berlabel nuansa Islam, PT Naila Syafaah Mandiri melakukan hal kejahatan yang sama bahkan oleh para agen (cabangnya) yang merupakan bagian personal usaha tersebut dikatakan kalau owner dari perusahaan itu sudah melakukan kejahatan dan pembusukan yang mereka sebut sangat merugikan kredibilitas mereka.


Diminta untuk memimpin dan mengadvokasi oleh para sesama agen yang juga merasa telah dirugikan, Imam Maliki yang akrab disapa Kang Emil (lantaran berparas mirip Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat) pada Kamis (26/1-2023) mendatangi kantor pusat PT Naila Syafaah Mandiri di kawasan Tangerang Banten bersama puluhan para korban travel tipu-tipu umroh tersebut untuk menuntut tanggung jawab dari sang owner perusahaan yang konon sudah menghilang dan tidak bisa dihubungi lagi itu.


Kehadiran Kang Emil dan para korban saat dijumpai oleh TargetHukum, terlihat tengah bernegosiasi dengan pihak aparat kepolisian dari Polresta Tangerang yang terkesan menjadi pengaman dengan dikawal beberapa personil dari Polsek setempat. Padahal jelas-jelas, kantor PT Naila Syafaah Mandiri pun terlihat sudah di gembok dan tertempel beberapa lembar pengumuman yang menyatakan kalau perusahaan tersebut penyelenggaranya tengah libur. 


"Bisa jadi sekarang mereka itu sedang liburan dan hapy-hapy, menikmati uang hasil kejahatannya tersebut disatu tempat kan banyak uang mungkin saja dong ya gak sih?" celetuk salah seorang korban yang disambut sorak sorak para korban lainnya.


Imam Maliki yang juga didampingi ibu Nuraini rekan sesama agen travel wilayah Bekasi itu mengungkapkan bahwa ini adalah bukti kalau pihak perusahaan tidak memiliki itikat baik terkait usaha dalam penyelenggaraan umroh sesuai aturan yang baik dan benar.


"Kita kesini bukan bermaksud mau ke dalam, percuma digembok juga.. justeru kita itu mau mengeluarkan yang di dalam biar keluar, alias uang-uang yang ada di PT Naila Syafaah Wisata Mandiri harus dikeluarkan. Saya juga tahu itu Dirut dan owner tidak ada di sini karenanya untuk apa kita masuk?!" ujar Kang Emil.


Lebih lanjut Kang Emil menegaskan, bahwa dirinya mewakili para korban yang mengalami kerugian uang sampai 60 miliar tersebut mengultimatum kepada PT Naila Syafaah Wisata Mandiri untuk segera menyelesaikan apa yang telah diamanatkan oleh Kementerian Agama surat per tanggal September 2022, pertama; Bahwasanya mereka harus memberangkatkan para calon jamaah yang sudah terdaftar. Kedua; segera mengembalikan uang yang sudah didaftarkan bagi yang meminta agar uangnya dikembalikan. 


"Untuk yang pertama kami tidak akan melakukannya lagi, karena sudah terbukti kalau PT Naila Syafaah Mandiri ini melakukan tipu-tipu sebagai travel perjalanan umroh busuk yang tidak baik dan profesional. Andaikan mereka memberangkatkan, mereka tidak menanggung Entry, tidak ada kamar hotel, bahkan yang sudah diberangkatkan pun tidak dapat makan dan tidak ada tiket untuk pulang. Maka untuk ini, kami memberikan ultimatum kalau dalam 2X24 jam somasi ini tidak direspon maka PT Naila Syafaah Wisata Mandiri akan kami laporkan ke pihak berwajib," tandas Nuraini.


Kang Emil juga berharap, kiranya aparat penegak hukum baik kepolisian dan yang berkompeten lainnya bisa menyelidiki dan mau menangani secara serius. Menurutnya, jangankan 60 miliar semestinya 1000 pun kerugian harusnya segera ditindak-lanjuti. Sebagaimana bunyi amanat undang-undang; untuk membentuk suatu negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia. Jadi semua warga negara harus dilindungi apalagi ada lambang di dada yang bertuliskan 'Turn Back Crime' yang artinya harus mencegah kemungkaran, kejahatan harus dihilangkan. Begitupun kepada Kementerian Agama, kedepannya sudah harus benar-benar serius dalam menangani hal ini, agar umat Islam bisa benar-benar terjamin dalam pelaksanaan ibadah umroh ataupun haji. Kepada warga masyarakat juga diminta agar berhati-hati, karena 19 Januari lalu atau tepatnya 19 Januari 2023 masih ada yang dijanjikan berangkat umroh dan nyatanya tidak berangkat tidak ada tiket tidak ada visa, Jadi uang yang mereka bayarkan cukup hanya untuk membayar hotel yang mereka singgahi di Jakarta dengan terbengkalai tanpa makan dan sebagainya!


Imam Maliki, bahkan menegaskan, bahwa PT Naila ini bisa disebut sangat biadab dan sangat dzholim. 


"Oleh karena itu, masyarakat luas se-nusantara harus mengetahui. Cukuplah kami-kami saja yang menjadi korban, yang lain jangan sampai mengalami. Waspadalah dengan travel yang menjanjikan hal tidak masuk akal, terlebih lagi terhadap PT Naila Syafaah Wisata Mandiri ini," himbau Kang Emil. 


Sebelumnya Kang Emil mengaku sudah melakukan langkah langkah hukum secara parsial dan masing-masing juga sudah melakukannya secara individu yang akhirnya ke ranah umum. Kemungkinan terkendala dengan jarak, karena yang melaporkan disebutkan ada yang dari Garut, Kalimantan, Bekasi dan Banjarmasin, sehingga bisa dikatakan mereka terkendala dengan masalah tempat, kemudian masalah pengetahuan. 


"Para cabang Insya Allah sepakat akan memberikan kuasanya kepada Kang Emil sebagai Tim advokasi korban PT Naila Syafaah Wisata Mandiri agar menjadi satu pintu untuk dapat melaporkanya keranah hukum," imbuh Ibu Nuraini.


Terkait korban penipuan yang saat ini masih berada dibandara, Kang Emil juga akan selalu memantau dan memastikan mereka sehat. Karena sempat ditemui ada yang dua tiga hari hanya minum tanpa makan. 


"Yang sakit itu kita layani dahulu, kalau untuk urusan pemberangkatan itu urusan nanti saja yang terpenting saat ini mereka benar-benar selamat dulu, karena ada yang nggak bisa pulang nggak ada ongkos dan itulah yang akan diusahakan agar bisa dipulangkan segera. Kami sampaikan buat pemilik travel owner dari PT Naila Syafaah Mandiri, kami disini hanya bisa mengucapkan; “Allahu akbar!” 4x yang artinya sholat jenazah, karena anda dan yang turut dalam persekongkolan jahat ini bagaikan mayit, hati kalian sudah mati lantaran didalamnya ada penyakit. Untuk para Polisi, sesuai amanat pembukaan undang-undang alinea ke 4 kalian ditugaskan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk Kementrian Agama, janganlah melulu tentang kenaikan biaya ibadah haji, tapi tolong, kenyamanan kaum muslimin Indonesia sangat tidak diperhatikan, haji ada yangg gagal, demikian juga dengan umroh. Sepertinya tidak terlihat, adanya peran dari Kementrian Agama dalam hal ini," pungkasnya.


Imam Maliki yang akrab disapa Kang Emil itu minta untuk evaluasi buat kinerja Kemenag."Dengan adanya serial kasus penipuan travel umroh itu, mulai First Travel di Depok, Abu Travel di Makasar dan sekarang ini; Naila Syafaah Mandiri Kemenag sepatutnya harus memperketat dan membuat inovasi regulasi untuk antisipasi, misalnya; persyaratan asuransi yg menjamin pengembalian uang yg sudah dibayarkan seratus persen. Jadi tidak ada traumatik bagi para calon jemaah haji atau umroh yang khawatir. Sehingga mereka tenang, khidmad dalam persiapan keberangkatan mereka," tandasnya.(Niko) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.