BERITA TERKINI

Pakar Komunikasi: Generasi Z Jadi Kunci Kemenangan dalam Pemilu 2024

 



JAKARTA Khatulistiwa news  (26/01) - Ketua bidang Politik, Pusat Studi Literasi Komunikasi Politik (Pustera Kompol) Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Selamat Ginting mengungkapkan, generasi Z akan menjadi kunci kemenangan dalam pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang. Jakarta


Ungkapnya, bahwa Generasi Z yang jumlahnya mendekati 30% (tiga puluh persen), potensial bagaikan 'gadis cantik' yang akan diperebutkan dalam kontestasi Pemilu 2024.


Kontestan politik yang berhasil merebut suara Generasi Z, berpeluang

besar mendulang suara kemenangan dalam kontestasi Pemilu 2024, demikian kata Selamat Ginting pada Seminar Nasional dengan tema," Meningkatkan Kualitas Partisipasi Politik Generasi Z dalam Pemilu 2024" yang digelar di Kampus Unas, Jakarta, Selasa (24/1).


Adapun, Seminar diselenggarakan Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas ilmu Sosial dan llmu Politik (FISIP) Unas dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta. Tampil pula narasumber Lolly Suhenty, anggota Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat, Bawaslu RI.


Analis komunikasi politik dan militer dari Unas itu menjelaskan, Generasi Z

memainkan peranan potensial, karena dapat meraup suara melalui

kekuatan dahsyat media sosial (med sos) bersama generasi kakak atau abangnya, yakni Generasi Y atau Generasi Milenial. 


Menurutnya, Kedua generasi ini adalah penguasa media sosial dengan berbagai aplikasi atau platformnya. Generasi dengan ciri khas digital native yang bisa didekati dengan aplikasi popular


Jika menggunakan penggolongan kelompok penduduk versi William H. Frey, maka yang disebut Generasi Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga tahun 2012 (berusia 11-26 tahun). 


Sementara, Lanjut Ginting menerangkan bahwa Generasi Y atau Milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1981 hingga tahun 1996 (berusia 27-42 tahun).


Apabila melihat data sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 lalu, lanjut Selamat Ginting. populasi Generasi Z mencapai 74,9 juta atau

sekitar 27,7 persen dari total penduduk Indonesia yakni sekitar 270,20 juta jiwa. 


" Kita bulatkan saja sekitar 30 persen pada 2024 mendatang. Artinya apa? Jangan pandang Gen Z dengan sebelah mata, karena mereka menguasai sepertiga dari calon pemilih dalam kontestasi electoral 2024," ujar dosen FISIP Unas tersebut.


Lebih lanjut, Selamat Ginting memprediksi para kontestan pemilu 2024, baik partai

politik maupun politikus yang akan tampil dalam pertarungan politik akan

menggunakan strategi komunikasi politik ter tentu untuk meraup suara dari

Generasi Z. 


Apalagi jika ditambah dengan Generasi Y atau Generasi Milenial yang jumlahnya juga hampir sama, maka hampir 60 persen Generasi Y dan Generasi Z akan menentukan kemenangan kontestasi Pemilu 2024 mendatang.


Dikemukakan, pada kontestasi Pemilu 2019 lalu, Generasi Milenial menjadi

kelompok penduduk yang paling diperebutkan. Jumlah mereka saat itu

sekitar 69,90 juta jiwa atau setara dengan 25,87 persen dari total jumlah penduduk indonesia yang berjumlah 270,2 juta jiwa. 


Sehingga dalam pemilu 2024 mendatang, baik Generasi Z maupun Y memiliki pengaruh signifikan dalam proses politik di Indonesia.


la mengharapkan tampilnya Generasi Z dalam Pemilu 2024 mendatang mestinya menjadi perhatian khuSUs bagi penyelenggara Pemilu, baik Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu, maupun Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). 


Terutama agar mereka menjadi pemilih yang partisipatif pada pemilu mendatang Para penyelenggara Pemilu harus memiliki kebijakan politik dan pendekatan khusus melalui media sosial agar Generasi Z dan Generasi Y mau berpartisipasi aktif dalam pemilu, kata Ginting yang selama sekitar 30 Tahun menjadi wartawan bidang politk


Sosialisasi politik untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 lanjutnya, harus penuh dengan wama aplikasi yang digemari Generasi Z maupun Generasi Y.


Hal yang sama berlaku bagi partai politik dan politikus jika mereka hendak mengambil suara dari kalangan GenerasI Z maupun Generasi Y. Apalagi tahapan Pemilu 2024 sudah dimulai sejak 14 Juni 2022 lalu. Persis tinggal satu tahun lagi pemilihan suara serentak pada pertengahan Februari 2024.


Menurut Selamat Ginting, mau tidak mau penyelen ggara rezim Pemilu, partai politik, serta politikus yang akan tampil sebagai calon legislative maupun calon eksekutir polstk (presiden/wapres, gubernur/wagub, bupati wabup, walikota/wawali) harus beradaptasi dengan kebiasaan Generasi Z

dan Y yang selalu memegang telepon selular dengan teknologi baru (gadget).


"Yang beradaptasi justru kalangan yang akan mempengaruhi mereka.

Harus berinovasi untuk merayu mereka agar mau ikut dalam Pemilu dan

mau memilih para kontestan. Apakah mereka tertarik dengan dunia politik itu tantangan kita semua, termasuk dunia kampus," ujar Selamat Ginting


Dikemukakan, mesti diteliti lagi, aplikasí apa yang sening digunakan gadget

para Generasi Z dan Yini. Mulai dari Tiktok Instagram, Twitter, Facebook

dan lain-lain. "Inilah sesungguhnya revolusi politik di zaman kekinian, karena komunikasi politik harus dikemas dalam bentuk platform hiburan. Jadi politik bukan sekadar pertarungan gagasan, tetapi kini menjadi per tarungan hiburan dalam aplikasi media sosial maupun media hiburan, pungkasnya.(Niko) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.