BERITA TERKINI

Letnan Achijat, Tokoh di balik tewasnya Brigjend Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945

 


SURABAYA,Khatulistiwa news  (11/11) - Momen Hari Pahlawan 10 Nopember 2023 ini merupakan hari istimewa buat Keluarga almarhum Letnan Achijat, yang semasa perang kemerdekaan dikenal sebagai Achijat Alap-alap Simokerto.


Karena kali ini, tiga hari berturut-turut diselenggarakan acara untuk memperingati almarhum, yaitu upacara tabur bunga pada Hari Kamis tgl 9 Nopember 2023 dan acara diskusi Selayang Pandang mengenai heroisme Letnan Achiyat, yang diinisiasi oleh GM Midtown Group, Bapak Donny Munuarfa.


Acara  tersebut dihadiri oleh istri almarhum yang masih ada, Hj Eva Nurma yang kini berusia 83 tahun, yang langsung datang dari Jakarta bersama putra-putranya, Ahmad Akbar dan istri, Rahmat Ramadhon serta Alamsyah, serta dua cucu, Reyna dan Rhevaira.


Acara diskusi menjadi lebih istimewa karena Pak Bambang Sulistomo beserta istri, hadir langsung dari Jakarta dan ikut mengisi acara dari awal sampai akhir, sebagai pembicara yang menceritakan kedekatan orang tuanya, Bung Tomo dengan Moch. Achijat yang berteman sejak remaja sebagai penjual koran. 


Pertemanan mulai renggang ketika Moch. Achiyat mengikuti jejak orang tuanya yang adalah adalah pengusaha lampu patromax dan bengkel mesin bubut,  merintis usaha sebagai penjual sepeda yang sukses.


Keduanya kembali dekat saat Jepang menyerah kepada sekutu setelah Bom Atom Nagasaki dan  Hiroshima tgl 6 & 8 Agustus 1945, dan pemuda Surabaya membentuk kelompok-kelompok pejuang untuk menentang kembalinya penjajah Belanda yang belum mau mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.


Ahmad Akbar, salah seorang putra Moch. Achiyat, bersama pegiat sejarah Surabaya, pada hari Sabtu 11 Nopember 2023, mengadakan Napak Tilas perjalanan hidup Moch. Achiyat yang dimulai dari rumah tempat lahirnya di Simokerto, di mana almarhum juga membangun sebuah masjid, berangkat dari Titik kumpul Midtown Hotel jam 08.00 pagi, dan berakhir di TMP Ngagel Resdjo jam 13,00. Acara diikuti oleh 40 lebih peserta, yang menggunakan sebuah bis dan satu kendaraan SUV.


Abdul Latif, salah satu keponakan Moch. Achijat, yang juga lhir di rumah tersebut, sampai menitikkan air mata saat menceritakan sejarah dari rumah mbah Joyo Rais, orang tua Moch. Achijat, karena setelah 60 tahun, baru kali ini kembali melihat rumah tua yang tidak banyak berubah, rumah nomor 5-6-7 di Gang Simokerto, yang kini sudah dimiliki 3 KK yang berbeda.


Sebelum pandemi COVID-19, keluarga Letnan Achijat pernah mengajukan kepada pemerintah agar nama legenda Alap-alap Simokerto tersebut ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Namun hingga kini belum ada langkah lebih lanjut lagi yang dilakukan pihak keluarga mendiang Letnan Achijat.



"Waktu itu (setelah menyiapkan dokumen) kan pandemi ya, sampai sekarang belum ada action (langkah lebih lanjut) lagi," tutur Nurmansyah Achijat, salah satu putra Letnan Achijat, saat ditemui Basra usai acara tabur bunga di kompleks makam Ngagel, Kamis (9/11) sore.

"Kita arahnya memang ke sana tapi tahapnya kan masih panjang," imbuhnya.

Nurmansyah mengungkapkan, saat ini yang dilakukan pihak keluarga adalah lebih banyak mensupport kegiatan sejumlah komunitas sejarah di Surabaya yang ingin mengangkat nama Letnan Achijat.


"Kita mensupport beberapa komunitas yang ingin mengangkat nama almarhum Achijat. Kita fokus sosialisasi dan membuka agar bisa semakin terang kisah perjuangan almarhum," tukasnya.

Meski demikian, Nurmansyah menegaskan jika pihak keluarga tidak terlalu ngoyo agar Letnan Achijat bisa menyandang gelar sebagai Pahlawan Nasional. Apalagi jika menilik sikap dari mendiang Letnan Achijat yang dikenal tanpa pamrih saat berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


"Jangankan gelar Pahlawan Nasional, uang pensiun saja beliau nggak mau mengurusi padahal itu kan hak beliau. Karena ya itu tadi beliau orangnya nggak pamrih buat bangsa ini," ungkapnya.

Letnan Mohammad Achijat merupakan salah satu tokoh pejuang yang lahir di Simokerto, Surabaya. Sosok Letnan Achijat turut berjasa besar dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, khususnya di Surabaya.

Achijat tercatat sebagai salah satu sosok yang terlibat langsung dalam pertempuran heroik itu. Nama Achijat tercantum di plat kuning yang terpampang di Museum Tugu Pahlawan bersama nama-nama lain seperti Sutomo (Bung Tomo), Gubernur Suryo, Ruslan Abdul Gani, Doel Arnowo, dan lain-lain. (Niko) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.