BERITA TERKINI

TUJUAN HIDUP MAKHLUK HANYA MENGABDI KEPADA ALLAH

 


Oleh : Marsal 




Muara Enim, Khatulistiwa (13/01) - Makhluk itu adalah semua ciptaan Allah, termasuk juga manusia, Keberadaan manusia di alam dunia ini bukanlah kehendak 

manusia itu sendiri, bukan keinginan kita, bukan keinginan makhluk 

Allah yang lain, melainkan kehendak Allah (Iradah)-Nya. Manusia ingin hidup terus tanpa batas, manusia pengennya hidup besar tinggi ganteng, gagah perkasa, ingin di lahirkan di tempat yang paling enak, indah, di kota besar, akan tetapi itu sudah ketetapan Allah dilahirkan dimana, bentuk tubuh kita gimana dan lain sebagainya telah di atur oleh Allah SWT. manusia sebagai Makhluk Allah SWT. pasti akan  meghadapi 

tantangan dan rintangan dalam kehidupannya sebagai ujian bagi dirinya. Tantangan dan rintangan tersebut acapkali datang, semisal 

dalam bentuk bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang dan lain-lain, atau bahkan penyakit yang mendatanginya bahkan kematian merenggutnya. 

 Manusia banyak yang diselimuti dengan kesombongan dan kepongahan, merasa mampu dan kuat, namun kerap juga dan sebagian manusia merasa lemah terhadap dirinya, sehingga ia mencari tempat berlindung dan mencari tempat meminta untuk kesejahteraan dan keselamatan dirinya. Maka ia mencari dan terus mencari, sampai kedamaian tersebut didapatkan, ditemukanlah agama, dan ia meyakini bahwa dengan mempercayai agama ini hidup 

menjadi terarah dan kedamaianpun akan diraih. Agamalah yang di anggap dapat memberikan petunjuk dan jalan yang lurus. Manusia itu adalah Makhluk Allah yang paling sempurna, kenapa dia di katakan makhluk Allah yang paling sempurna karena manusia di beri Aqal dan dan napsu oleh Allah, sementara makhluk lain tidak, malaikat hanya di berikan Aqal oleh Allah dan tidak di beri nafsu, dan Iblis syetan, binatang dan lainnya hanya di berikan nafsu tidak di berikan Aqal.

 

Makanya Fitrah manusia memerlukan agama ini sebenarnya sudah menjadi 

sunnatullah, sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat ar-Rum 

ayat ke-30:


Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama 

(Islam), (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan 

manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan 

Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak 

mengetahui,

 


Bagi orang yang yang tidak mau mengenal agama atau bahkan 

membenci agama. Dalam realita kehidupan banyak manusia yang 

tidak mau mengenal bahkan membenci agama, bahkan menganggap 

agama sebagai candu yang dapat menghambat proses peradaban 

manusia, menghalangi pembangun, dan preseden buruk lainnya 

terhadap agama. Islam memandang bahwa sebenarnya mereka tidak 

mempunyai tujuan hidup. Mereka memandang bahwa kehidupan di 

dunia ini adalah misteri, sesuatu yang tidak jelas, sehingga mereka 

dalam kesesatan. Bahkan mereka mengatakan bahwa tujuan hidup 

manusia adalah kematian.

 Dengan pandangan orang-orang yang tidak mementingkan 

agama bahkan membenci agama, padahal Tuhan melengkapi manusia 

dengan akal pikiran agar mampu berpikir. Sehingga dengan daya 

nalarnya tersebut dia akan meyakini bahwa pentingnya kehidupan ini 

dibimbing dan diatur oleh agama agar manusia tidak sesat. Dengan 

agama inilah manusia diberikan petunjuk tentang hakikat tujuan 

hidup yang sebenarnya.

 Islam lahir dan datang ditengah kegalauan manusia tentang 

tujuan hidup yang sebenarnya. Islam menjelaskan bahwa tujuan 

hidup manusia di dunia ini, tiada lain adalah untuk mencari ridha Allah.


Seseorang yang telah memiliki keimanan yang tinggi akidah 

yang kuat, dan dalam setiap ayunan langkah kakinya selalu berharap 

pada keridhaan Allah Swt. Maka dia sebenarnya telah menggapai 

tujuan hidup. Kenapa demikian? Karena meraih keridhaan Allah 

adalah merupakan puncak tujuan tertinggi dan teragung, bahkan 

menjadi salah satu jalan agar digolongkan sebagai kaum penghuni 

surga. Sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 

ke-72:


Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung.

 

Adapun tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah:


Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka 

beribadah kepada-Ku.

 Hakikat tujuan hidup yang Islami harus diusahakan secara maksimal, dan jalan yang harus ditempuh dan dilaluinya adalah 

adalah iman, dan amal kebajikan. Sebagaimana ditegaskan dalam alQur’an surat al-Bayyinah ayat ke 7


 Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan 

kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

 

Pada dasarnya hubungan antara manusia dengan Allah Swt. Sang 

pencipta adalah sebagai hamba, Adapun dalam kontek hubungannya 

dengan alam semesta adalah sebagai khalifah. Oleh sebab itu pula bahwa hakikat tujuan hidup manusia selain mencari ridha Allah, kemudian untuk beribadah kepada-Nya, juga untuk menunaikan 

penghambaan dan pengabdian kepada Allah Swt.

 

Secara garis besar bahwa hakikat tujuan hidup Islami dapat dilihat dari tiga makna, yakni:


Pertama, untuk beribadah dalam pengertian luas, yang bertujuan untuk mencari ridha Allah, garis amalnya adalah amal saleh, baik 

bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya, karena segala perbuatannya dilandasi dengan motivasi ibadah.


Kedua, sebagai wakil Tuhan di muka bumi (khalifah). Karena Allah Zat yang menguasai dan memelihara alam semesta, maka tugas 

utama manusia sebagai wakil Tuhan ialah menata alam sebaikbaiknya untuk kesejahteraan hidupnya.


Ketiga, manusia diciptakan untuk membentuk masyarakat manusia yang saling kenal-mengenal, hormat-menghormati dan 

tolong-menolong antara satu dengan yang lain. Maka tujuan yang 

ketiga ini adalah penegasan tentang perlunya tanggung jawab bersama dalam menciptakan tatanan kehidupan dunia yang damai. Semoga kita dapat merefleksikan hakikat tujuan hidup Islami dalam kehidupan nyata.(Redaksi) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.