JAKARTA,Khatulistiwa News.com (5/12) - Pasca peristiwa pengibaran bendera bulan bintang yang terjadi kemarin, pada Jumat (4/12) tepatnya berlokasi di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Provinsi Aceh disela acara peringatan Milad ke 44 Gerakan Aceh Merdeka (GAM) usai massa berdoa dan zikir bersama.
Tgk. Sufaini Usman Syekhi, yang merupakan Presiden AAA (Acehness Australian Asosiation) menyampaikan bahwa dari pihak Kombatan maupun Rakyat Aceh terkait masalah bendera ini belum ada kejelasan."Mestinya, jika diperbolehkan dikatakan boleh. Namun, bila tidak diperbolehkan mestinya tidak diperbolehkan," Kata tokoh dari tanah Rencong itu saat diwawancarai wartawan di bilangan Jakarta Selatan. Sabtu, Jakarta (5/12)
"Ini juga tentunya terkait beberapa butir MoU yang dituangkan kala di Helsinki belasan tahun lalu itu, tepatnya 15 tahun yang lalu. Maka itu kejelasan perlu dijelaskan implementasinya. Khususnya, dibahas juga oleh Pihak Pemerintah Pusat," tukas Tgk. Syekhi, yang juga Presiden AII (Aceh Internasional Independen)
Dirinya merasa khawatir, dan mengingatkan peristiwa pengibaran bendera Bulan Bintang di beberapa lokasi seluruh Aceh, indikasi rakyat Aceh masih kerap memperjuangan beberapa poin dan butir di Helsinki."Meski para petinggi nya sudah ber'main mata' atau tidak mengindahkan kembali," kata Tgk. Syekhi.
"Ini situasi 'api dalam sekam' seperti yang seringkali saya utarakan dan berikan pernyataan kemungkinan buruk terjadi. Ini mesti dibicarakan oleh beberapa pihak yang perduli dan perhatian terhadap rakyat Aceh khususnya," bebernya
"Jika dibiarkan terjadi insiden seperti tersebut, takutnya akan ada upaya untuk merdeka seperti dulu berujung bisa konflik kembali. Malah kembali mengikuti jejak Papua Merdeka," tandasnya.(Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar