BERITA TERKINI

ISLAM DAN KEBUDAYAAN

 


Oleh : 



H. Albar Sentosa Subari ( Ketua Pembina Adat Sumsel ). 

Dan 


Marsal ( Pemerhati Sosial dan Hukum Adat Indonesia )



Muara Enim, Khatulistiwa news (30/05) Islam itu Rahmatan Lil 'Alamin ( Rahmat bagi seluruh alam, alam itu selain dari pada ALLAH Swt ) adalah Islam yang anti kekerasan dan membuat kerusakan, pantang menghina, merendahkan atau memberi label negatif, menjauhi prejudice (su'udzan), mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus) dan ghibah,


Dalam Al Quran surat Al Anbiya ayat 107, Allah SWT  berfirman mengenai rahmatan lil alamin


Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn


Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.


Contoh kecil Rahmatan Lil'alamin ini, makhluk Allah ( Manusia minoritas beragama apapun, hewani dan dan tumbuh tumbuhan ) di lingkungan Umat Islam pasti dia akan aman dan terlindungi.


wawasan Islam rahmatan lil alamin dapat diwujudkan dengan menata diri melalui aktualisasi menegakkan shalat lima waktu, berbakti kepada kedua orang tua, dan selalu berorientasi untuk memberikan manfaat kepada orang lain di sekitarnya.


Sementara Kebudayaan menurut Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa Kebudayaan adalah buah Budi manusia dan oleh karenanya selalu menunjukkan corak corak khusus dari budinya manusia yang menimbulkannya. Di mana Budi manusia itu terjadi dari dasar pembawaan nya ( bakat) dari individu serta tidak terluput dari pengaruh kodrat alam dan masyarakat dari masing masing tempat.

Sifat Budi manusia itu mengandung beberapa corak dan warna yang menurut pelajaran ilmu jiwa tidak terluput dari pengaruh keturunan serta juga pada dasar dasar nafsu keinginan yang asli.

Menganalisis isi jiwa manusia tidak terlepas dari tiga unsur yaitu: angan-angan, perasaan dan kehendak Dengan memahami kedua macam metode ilmu psikologi kini dapat mengetahui watak atau Budi pekertinya. Apa hubungannya dengan kebudayaan adalah orang orang dipengaruhi oleh pemikiran pemikiran, perasaan serta kemauan yang menghasilkan moral dan etika.

Kebudayaan yang dilahirkan oleh Budi manusia sangat tergantung pada semangat keagamaan.

Begitulah kebudayaan Islam itu akan bercampur dengan kebudayaan Arab, India, Sumatera, Jawa dan seterusnya.

Kuat lemahnya suatu kebudayaan dipengaruhi oleh alam dan zaman.

Sehingga ke islaman  di satu negeri pada zaman dahulu akan berbeda dengan sifatnya pada zaman sekarang.

Contohnya yang nampak terang dalam hidup keislaman yaitu tidak saja teguh dan tertibnya peraturan peraturan keagamaan ( ritual), akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sosial.

Dalam kondisi demikian sudah barang tentu, bahwa kebudayaan yang timbul dari budi mempunyai corak warna sesuai dengan corak Budi yang melahirkan nya. Ini berarti;


1. Bahwa kebudayaan Islam itu senantiasa bercorak " kebudayaan masyarakat" , bukan kebudayaan kraton, sebagai kebudayaan Jawa hingga kini misalnya; zaman sekarang " kebudayaan kraton ' di tanah Jawa itu mulai akan berkembang menjadi kebudayaan masyarakat.


2. Bahwa kebudayaan Islam itu yang pada umumnya selalu mengenai nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan.

Sifat ke islaman di negara negara jajahan selalu tidak lepas dari pengaruh pengaruh kultur dan Natur di negara negara tersebut, 

Begitulah di Indonesia sifat keislaman itu juga mempunyai corak khusus, kita lihat di masa pengaruh kuno/ tradisional adalah gambaran dari situasi dan kondisi pada zaman itu. Selanjutnya setelah kedatangan Islam dari Persia dan India, maka Islam di Indonesia, khusus nya Jawa dengan sendirinya bersifat percampuran dari macam macam pengaruh keagamaan dan kemasyarakatan dari daerah daerah tersebut.

Kebudayaan kita yang tadinya bersifat animistis dan Hindistis, sejak mendalamnya agama Islam bertambah corak warnanya.


Pada permulaan, yaitu zaman perwalian, sifat ke islaman amat mementingkan pengajaran serta perilaku ( tasawuf, tarekat); lama kelamaan, setelah berinteraksi dengan dengan Arab, mempermudah bagi masyarakat Jawa memeluk agama Islam, karena mereka bisa melihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga terjadilah akulturasi dan asimilasi budaya, sehingga budaya lama makin lama makin menipis


dampaknya datangnya budaya baru , tentu ada yang positif dan mungkin juga negatif nya.

Hal ini di zaman sekarang, yaitu berinteraksi beberapa kebudayaan misalnya budaya barat berlaku juga seperti di atas.

Namun dari percampuran beberapa kebudayaan akan memiliki persamaan misalnya sikap toleransi/ kemanusiaan satu sama lain.

Sebagai makhluk ciptaan Nya kita adalah makhluk yang berderajat mulia.


Mengutip pendapat Hamka dalam bukunya Memahami Hamka ( the untold stories) Haidar Musyafa, h. 123.

Masyarakat yang harus berbuat dan berprilaku sesuai dengan nilai nilai Islam dan tercermin dalam pola kehidupan sehari-hari.( Rush dalam Adicerita, ibid.)


QS Al- Hujurat (49), 13

Wahai manusia Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan berbangsa bangsa dan bersuku suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.(Redaksi) 

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.