Oleh :
H. Albar Sentosa Subari ( Ketua Pembina Adat Sumsel ).
Dan
Marsal ( Penghulu KUA Kecamatan Muara Enim )
Bab. IV. Aturan Kaum
Muara Enim, Khatulistiwa news.com (2/8) Bab. IV. Aturan Kaum
Pasal.1. Di dalam dusun Pasirah ditetapkan satu lebehpanghulu yang kuasa Hakim maka itu lebehpanghulu jadi kepala segala kaum kaum di dalam marganya dan kaum kaum hendaklah turut perintah lebehpanghulu.
Pasal. 2. Di dalam dusun pasirah ditetapkan satu atau dua khatib akan tulung atas pekerjaan lebehpanghulu.
Pasal. 3. Di dalam satu satu dusun Pengandang ditetapkan satu atau dua khatib yang tiada boleh kuasa hakim.
Pasal. 4. Pasirah hendaklah pilih siapa yang patut jadi kaum di dalam marganya dan bawa pada yang kuasa di dalam batang hari, supaya dikirim menghadap Seri paduka tuan besar di Palembang serta minta surat cap dari pada paduka Pangeran penghulu Nata Agama di Palembang.
Pasal 5. Mudim, Bilal dan Merbut tiada boleh dipakai di uluan.
Pasal 6. Hendak lebehpanghulu serta khotib khotib tulung atas pekerjaan pasirah proatin maka dia orang hendak pelihara buku hiwa di dalam satu satu dusun dan tulis orang yang kawin dan mati dan perhitungan pajak
Pasal. 7. Seboleh boleh hendak pasirah cari orang yang tahu nyurat bakal jadi kaum.
Pasal. 8. Kaum kaum tiada boleh nikahkan orang jika tiada dengan izin kepala dusun.
9. Pasal. 9. Tiap tiap tahun khatib khatib kasi salinan buku kawin atau mati pada lebehpanghulu, maka lebehpanghulu hendak tiap tiap tahun kasih salinan buku orang kawin dan mati dalam marganya pada paduka Pangeran panghulu Nata Agama di Palembang.
Pasal. 10. Dari hari selikur sampai hari tiga puluh bulan puasa, boleh kaum kaum minta fitrah jika orang suka kasih saru gantang fitrah satu jiwa.
Didalam itu lebehpanghulu antar satu gantang di dalam satu rumah pada paduka Pangeran Penghulu Nata Agama : yang lain jadi permakan kaum kaum di dalam marga.
Pasal. 11. Jika orang suka kasih zakat boleh kaum kaum pungut 10.gantang di dalam 100 gantang padi maka dibagi bagaimana tersebut di bawah ini:
10.gantang di dalam 100,diantar di Palembang pada paduka Pangeran panghulu menjadi permakan orang miskin.
30 gantang di dalam 100 gantang pulang pada lebehpanghulu
30. gantang di dalam 100 gantang pulang pada khotib khotib di dusun pengandang.
30 gantang di dalam 100 gantang, menjadi permakan orang yang pelihara masjid dan langgar
Pasal 12. Kaum kaum hendak pelihara masjid, langgar, padassan atau keramat keramat.
Pasal. 13. Orang yang kawin hendak bayar batu kawin sekurang kurangnya setengah rupiah kepada kaum yang dinikahkan nya.
Pasal. 14. Kaum kaum hendak mandi dan sembahyangkan orang mati tiada boleh minta pembayaran melainkan sesuka orang kasih.
Pasal. 15. Hendak kaum kaum mengajar anak anak di dalam dusun mengaji dan menyurat tiada dengan pembayaran melainkan sesuka orang kasih.
Pasal. 16. Pasirah dengan lebehpanghulu hendak pelihara anak yatim piatu di dalam marganya serta pegang tarekkanya sesampai itu anak umur 14.tahun.
Pasal. 17. Jika lebehpanghulu hendak mengantar fitrah atau zakat di Palembang hendak pasirah kasih perlpat dua orang mata pajak.
Pasal. 18. Lebehpanghulu dan khatib lepas dari aturan pajak dan babatan dan dari segala pekerjaan marga dan dusun ialah kemit dan berkuli.(redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar