Oleh :
H. Albar Sentosa Subari ( Ketua Pembina Adat Sumsel ).
Dan
Marsal ( Penghulu KUA Kecamatan Muara Enim )
Muara Enim,Khatulistiwa news (22/04) berita yang terbit di media massa tanggal 22 April 2022, berjudul Setubuhi anak kandung tanpa penyesalan selama 7 tahun, salah satu nya menurut berita tersebut adalah dampak negatif dari kehadiran tekhnologi informasi yang modern dalam hal ini adalah hand phone yang dapat mengakses internet yang berisi hal hal yang negatif misalnya content berisi video porno.
Terlepas dari semua berita di atas, bahwa kita ketahui suatu perubahan kebudayaan dalam hal ini kebudayaan informasi, akan membawa dampak baik secara positif atau dampak negatif.
Dampak positif kebudayaan dengan alat hand phone dimaksudkan salah satunya untuk mendapatkan informasi informasi baik bersifat pendidikan maupun informasi informasi akan berita berita di belahan dunia, yang setiap saat selalu berkembang dan berubah detik per detik
Namun sayangnya kalau alat informasi tersebut dipegang oleh seseorang yang belum siap untuk menerima dan menyaring informasi yang di dapatkan akan berdampak buruk.
Salah satunya contoh dalam berita tersebut. Di mana kasus terjadi disebabkan sering melihat tayangan video porno.
Ditambah lagi dengan kondisi yang kurang baik disebabkan problem keluarga serta lingkungan yang mendukung seperti jauhnya dari keramaian misalnya di kebun , di talang saat bekerja sebagai petani.
Tentu semuanya itu terletak pada pribadi masing masing sehingga tidak dapat di globalisasi secara umum nya.
Sebenarnya kunci dari semua itu terletak pada iman masing masing untuk menahan nafsu birahi yang bukan pada tempatnya. Serta tidak kalah pentingnya kontrol sosial, berupa adat istiadat yang berlaku yang sekarang memang dirasakan sudah mulai melemah.
Kehidupan masyarakat sudah bergeser dari hidup berkelompok menjadi hidup individualis, contoh saja kita lihat keseharian di mana ada kerumunan manusia misalnya mengantri misalnya baik di tempat tempat umum ataupun di tempat tempat khusus, masing masing manusia sibuk dengan hand phone nya masing masing, tanpa tegur sapa yang merupakan adat istiadat dan sopan santun manusia Indonesia. Tapi sekarang sudah berubah seratus persen.
Persis apa yang dikatakan Prof. Iman Sudiyat,SH Guru Besar Hukum Adat di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengatakan bahwa pergeseran budaya di Indonesia telah berubah yang awalnya bersifat komunitas menjadi individualis, dan budaya barat awalnya individualis berubah menjadi kolektivitas.
Mudah mudahan dengan terungkap nya kasus tersebut akan menjadi pelajaran buat kita semua, terutama di saat kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1443 H.ini.(Redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar