Postingan
JAKARTA,Khatulistiwa News.com (22/03) - Kabar duka menyelimuti dunia petualangan (para pendaki gunung) di Indonesia. Tepatnya, pada hari Senin (22/3) dini hari pukul 03.00 wib sosok pendaki legendaris bernama Herman Lantang tutup usia di RSUD Tangerang. Berpulangnya salah seorang pelopor dan penggerak dunia pencinta alam tersebut, tentunya membawa duka bagi dunia pencinta alam.
Sontak, rasa kehilangan akan sosok Herman Lantang disampaikan oleh sejumlah pencinta alam. Herman, salah seorang pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Dia pernah menjadi ketua senat mahasiswa UI dan ketua Mapala UI dan tinggal di pedalaman belantara Papua, sembari melakukan penelitian mendalam terhadap perilaku kehidupan suku terasing Dani di tahun 1972 silam.
Berbagai catatan perjalanan, buah pemikiran dan essai tulisannya kerap menjadi sorotan para penggiat dunia alam bebas acap kali dimuat harian 'Intisari' kala itu. Begitupun, sosok petualang seperti Norman Edwin 'sang Beruang Gunung', Didiek Syamsu pun tak lepas dari kehidupan Herman Lantang selaku mentor yang juga sahabat dalam perjalanan mengeksplorasi dunia alam bebas.
Herman Lantang lahir di Tomohon, Sulawesi Utara Utara pada 2 Juli 1940. Herman Lantang merupakan sahabat Soe Hok-Gie. Soe Hok-Gie meninggal di Gunung Semeru, di pangkuan Herman Lantang, pada 16 Desember 1969. Dia juga merupakan aktivis mahasiswa di era tahun 1960-an.
Turut berduka cita atas wafatnya Bang Herman Lantang, 'The Legend'. Selamat Jalan, semoga amal ibadahnya diterima Tuhan Yang Maha Kuasa. Kabar duka ini turut disampaikan via akun Instagram Herman Lantang Camp.
"Kiranya seluruh keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan, Tuhan Yesus memberkati," demikian tulis Herman Lantang Camp.
Dihimpun dari catatan pemberitaan, Herman merupakan sesepuh dari Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Herman dan Soe Hok Gie sama-sama merupakan tokoh mahasiswa, keduanya berasal dari Fakultas Sastra UI. Almarhum juga sahabat Aristides Katoppo yang telah lebih dulu tutup usia pada tahun 2019 lalu (Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar