BERITA TERKINI

Demokrat Partai Paling Gaduh Berimbas Elektabilitas Terjun Bebas, Inilah Hasil Survei POPS

 



JAKARTA,Khatulistiwa News.com  (01/03) - Berdasarkan hasil temuan survei Public Opinion Poll Syndicates ( POPS) yang mana mengukur pendapat masyarakat Indonesia terhadap perekonomian serta dinamika elektoral Partai Politik (Parpol) pasca setahun dampak pandemi Covid - 19 berkisar 34,3% masyarakat Indonesia terancam masuk dalam jurang kemiskinan. Dan sebanyak 49,8% kemungkinan terus merosot pendapatannya apabila program pemulihan ekonomi mengalami stagnasi. 


Adapun, POPS menggelar survei jajak pendapat berlangsung pada rentang waktu 11 hingga 23 Februari 2021 yang melibatkan 2.180 responden dari 190.779.969 warga Indonesia yang terdaftar di DPT pemilu 2019 , Responden diambil sebagian besar berstatus Rumah Tangga Pekerja yaitu, 70,4 persen dan selebihnya pada Rumah Tangga Usaha dengan komposisi 29,4 persen. dan tersebar di 34 provinsi.


Responden terpilih adalah Responden yang sudah berumur lebih dari 17 Tahun, secara kriteria demographi responden yang tingal di perkotaan 53,4 persen dan di pedesaan 46,6 persen. Berdasarkan aktivitas responden sehari hari sebanyak 41,8 persen merupakan pekerja di sektor formal & informal baik di Swasta, BUMN maupun ASN, sebanyak 28,8 persen merupakan ibu rumah tangga, sebanyak 29,4 persen merupakan pelaku usaha atau pemilik usaha 


Di satu sisi, ungkap Koordinator Nasional  Public Opinion Poll Syndicates ( POPS) Tobu Galoga Lubis mengatakan bahwa Pemerintah telah menggelontorkan dana sebesar 203,9 triliun rupiah untuk perlindungan sosial selama pandemi Covid-19.  


"Perlindungan sosial ini direalisasikan dalam bentuk berbagai program dengan tujuan meringankan beban ekonomi masyarakat lapis bawah. Presiden Joko Widodo mengatakan sejumlah program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), BNPT Sembako, Bantuan Sosial Tunai, Kartu Prakerja, BLT, Dana Desa, Banpres Produktif untuk Modal Kerja UMKM, Subsidi Gaji, dan diskon listrik," jelas Koordinator Nasional  Public Opinion Poll Syndicates ( POPS) menjelaskan.


"Tentu saja, Program ini diberikan pemerintah untuk meringankan beban ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19," kemukanya.


"53,6% menyatakan bahwa program perlindungan sosial yang disalurkan pemerintah selama covid sangat membantu keadaan ekonomi keluarga mereka. Sementara, 26,8% menyatakan kurang cukup membantu kesulitan ekonomi keluarga mereka. Sisanya, 19,6 persen menyatakan program tersebut tidak memberikan efek meringankan perekonomian keluarga mereka. Karena mereka mengaku tidak menerima bantuan itu," paparnya.


Di samping itu, berdasarkan hasil survei POPS terkait gejolak dinamika politik Nasional bahwa harapan masyarakat terhadap konsolidasi elite politik 2021 menunjukkan bahwa 34,3 % responden berharap tokoh politik ataupun pemerintah pusat dan daerah saling bekerja sama secara selaras dalam mengatasi dampak multidimensi akibat pandemi Covid-19, bukannya malah membuat bingung masyarakat Hasil survei juga menunjukkan, sebanyak 20,6 % responden berharap tokoh politik ataupun pemerintah pusat dan daerah turun ke masyarkat langsung untuk berdialog dengan masyarakat. Lalu, sebanyak 45,1 % responden meminta tokoh  politik ataupun pemerintah pusat dan daerah menjaga ketenangan dan stabilitas kondisi negara. Hal ini membuktikan kalau mayoritas masyarakat menolak kegaduhan politik nasional disaat pandemik covid 19 .


Berdasarkan, hasil survei elektabilitas parpol dengan pertanyaan dari 9 partai politik yang ada di DPR RI mana yang sekiranya akan jadi pilihan masyarakat jika pemilu di gelar disaat pandemi covid  Di survei  ini,ditemukan jawaban sebanyak 17,4% menyatakan tidak tahu, rahasia, atau tidak memilih dari partai partai Beridentitas Islam.


"Partai Kebangkitan Bangsa memiliki elektabilitas yang tertinggi dan trennya meningkat dibandingkan hasil pemilu 2019  dari 9.69% menjadi 10,7%. Hal ini disebabkan ,sedangkan PAN mengalami penurunan yang signifikan akibat tergembosi dengan hekangnya Tokoh Sentral PAN, Amien Rais yang membentuk partai baru," jelasnya.


Sedangkan, sambungnya apabila merujuk pada partai nasionalis mengalami penurunan ialah PDI Perjuangan dan Nasdem walau penurunan tingkat elektabilitas  masih dalam batas dibawah 1%, dan yang paling merosot tingkat keterpilihannya adalah Partai Gerindra.


"Ini, akibat dari framing negative akibat kader inti Gerindra yang di kabinet terjerat oleh KPK, persepsi publik menyatakan bahwa Gerindra sudah punya stempel Partai yang paling korup diantara 9 Partai , hal ini membuat masyarakat kecewa karena Prabowo selalu mengklaim partainya bersih dari korupsi dan menyatakan tingkat korupsi sudah masuk stadium 4. Namun, tak bisa menjaga kader nya tidak melakukan tindak pidana korupsi," paparnya.


"Sementara,, ada kenaikan signifikan terkait tingkat keterpilihn Partai Golkar hingga 18,7% dibandingkan hasil pemilu 2019 yang disebabkan kekompakan kader kader Partai Golkar yang ada di eksekutif dan legislatif. Baik di pusat maupun daerah dalam mendorong program pemulihan ekonomi akibat dampak covid yang telah berikan perubahan menuju tren positive kehidupan masyarakat," kemukanya.


Selanjutnya, lanjut Dia menuturkan bahwa penurunan tingkat keterpilihan PDI Perjuangan yang hanya berkisar 0,13 persen. Hal, ini menandakan bahwa dampak tertangkapnya kader PDI Perjuangan oleh KPK dalam kasus korupsi Bansos tidak banyak memberikan dampak yang signifikan terhadap pilihan masyarakat terhadap PDI Perjuangan."Juga disebabkan karena faktor Keberhasilan Jokowi dalam memimpin pemerintahan di saat pandemi memberikan dampak pada suara PDI Perjuangan," jelasnya.


Sementara, ungkapnya tingkat keterpilihan Partai Demokrat mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan hasil pemilu 2019 sebesar 7,77% menjadi 5,4%. Hal ini disebabkan karena persepsi pemilih /masyarakat menyatakan ada potensi konflik di internal Partai Demokrat yang akan bisa menyebabkan kepengurusan ganda jelang pemilu 2024."Dan dianggap juga sebagai Partai yang paling gaduh disaat pandemik covid 19," ujarnya.


Berikut berdasakan survei POPS, hasil pilihan masyarakat terhadap Parpol jika pemilu digelar hari ini. Parpol Pilihan Masyarakat, PDIP 19,2%, GOLKAR 18,7 %, PKB 10,7%, Gerindra 8,6 %, Nasdem 8,5%, Demokrat 5,4%, PKS 4,7%, PPP 4,4%, PAN 2,4 %, Tidak tahu/rahasia/golput 17,4%.(Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.