BERITA TERKINI

Indag Watch : Jokowi Gagal Sejahterakan Petani

 



JAKARTA,Khatulistiwa news.com (28/09) - Direktur Indag Watch, Muslim Arbi menilai setidaknya Jokowi dapat dikatakan gagal sejahterakan Petani wabil khusus Petani Garam. Soalnya, jikalau benar rencana impor garam 3.07 juta itu terealisasi. Demikian ungkapnya memberikan keterangan dirilis pewarta, Jakarta. Selasa (28/09)


lanjut Arbie mengemukakan, Padahal pada saat kampanye Pilpres 2014 lalu, mantan Gubernur DKI itu berjanji untuk sejahterakan Petani termasuk Stop Impor Pangan. 


Lantaran itulah, Arbie sampaikan,"Jokowi juga dapat dikatakan gagal dalam sejahterakan petani, selain petani garam juga petani cabai. Harga petani Cabai anjlok  akibat di terapkannya PPKM di Jawa-Bali," ungkapnya mengkritisi.


Di samping itu, menurutnya seraya menceritakan Petani kesulitan memasarkan cabai antar daerah karena di batasi PPKM. Petani menjerit soal anjoknya harga Cabai dan hal itu di akui kementrian pertanian. 


"Rencana kementrian Perindustrian yang dipimpin oleh Agus Gumiwang untuk impor Garam 3.07 juta Ton saat ini pasti sangat memukul petani Garam," paparnya


Diketahui, sebelumnya memang argumen yang di sampaikan Menteri Perindutrian asal Golkar dalam Webinar Nasional Webinar SBE UISC 2021 x FDEP : Industrialisasi Garam Nasional Berbasis Teknologi, Jumat (24/9), sepertinya beralasan, kemuka Arbie menambahkan


Namun, kemukanya kalau Menteri Agus Gumiwang, Putra Ginanjar Kartasasmita itu berdalih bahwa produksi nasional hanya 1, 5 juta ton."Sedangkan, kebutuhan untuk garam industri adalah adalah 4,6 juta ton. Atas dasar itu, Agus lalu mengajukan rencana mengimpor Garam 3.07 juta ton lagi untuk menutupi kebutuhan nasional yang masih  kurang," bebernya.


Arbie mengakui, terkait itulah muncul pertanyaan."Lalu, Kalau menteri perindutrian hanya mengumumkan kebutuhan impor garam saja dalam webinar itu, lalu apa tugas dan fungsi kementrian perindustrian untuk urusi industri termasuk garam ?," Timpalnya.


Yang menjadi pertanyaan selanjutnya ialah, Kemuka Arbie,"Padahal, semestinya kemenperin harus berupaya maksimal agar lautan kita yang luas dan kaya ini dapat memproduksi garam bersama petani garam untuk memenuhi kebutuhan garam industri yang di butuhkan, bukan ?," tukasnya.


Jika industri garam petani dapat mengisi kebutuhan garam indutri; maka petani sudah pasti sejahtra karena kebutuhan garam nasional dapat di suplay oleh petani garam kita. Terbetik berita bahwa garam di impor itu harga nya Rp 300 per kg. Sedangkan harga garam di pasar adalah Rp 700 per kg. Berarti importir garam akan untung besar jika mengimpor 3.07 juta ton. Mudah dihitung importir garam akan memperoleh 3.07 juta × Rp 400 adalah Rp 1,2.028 T. Ya.  Importir garam akan mendapatkan dana Rp 1.2 Triliun lebih.


Publik akan bertanya, kenapa kemenperin tidak berupaya untuk mengurangi bahkan stop impor garam agar kebutuhan dapat di pasok dalam negeri?


"Tidak kah impor garam ini akan melukai petani kita dan sekaligus mengingkari janji2 jokowi untuk sejaherakan petani? Termasuk petani garam ? Tidakkah mensejahterakan petani adalah amanat konsitusi dan tujuan bernegara didirikan untuk sejahterakan rakyat ?," Paparnya.


"Apa kata dunia, kalau luas lautan kita 2/3 dari luas daratan. Tapi garam masih kita impor ?," Tandas Arbie memungkas.(Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.