JAKARTA,Khatulistiwa News.com (04/09) - Isti Nugroho, seorang budayawan yang juga merupakan aktivis Guntur 49 sampaikan bahwa terkait polemik, bahkan Pro Kontra tentang pandemi korona ini sudah bisa cari di Google dan Internet.
Selaku Direktur Eksekutif Pusat Dokumentasi Politik (Pusdokpol) Guntur 49, Isti mengatakan bahwa sebagai makhluk 'Homo Politicum', setidaknya sebagai manusia politik dalam konteks pandemi ini, juga tak lepas issue pandemi setelah terjadi pada tahun 2016 akhir, dan juga di 2020 Maret lalu, barang tentu terjadilah konsolidasi dunia. Demikian kata Isti, tuan rumah Yayasan Budaya Guntur 49 memberikan pandangan singkatnya di sela bincang diskusi FORJIS yang digelar di Rumah Kedaulatan Rakyat, Guntur49 jalan Saharjo. Jakarta, Jumat (03/09)
Memang, Isti pun mengakui dalam hal ini tentunya kita berusaha mencaritahu apa yang terjadi. Di samping, pemikiran ada yang aliran molekuler, biopoler.
Isti pun beranggapan jadi bisa juga, kemukanya jikalau Kebijakan Pemerintah ambil lockdown, dan dibawah lima (5) persen bisa ambruk ekonomi."Dalam hal ini, saya kira peran pemerintah kurang efektif dalam hal ini," ujar aktivis sempat ditahan waktu kuliah di era Orde Baru itu mengkritisi.
Dirinya mengakui, bila ditelaah sisi oligarkhi ini bisa mengalami endemik pasca pandemik. Di sisi lain, Pemerintah mengeluarkan nomenklatur ke depannya tidak akan bertanggungjawab.
"Peristiwa dari Pandemi menuju Endemi ini akan terjadi, itulah menurut pandangan dari sisi Pemerintah. situasi di negeri tirai bambu (China) alami pertumbuhan ekonomi sampai dua (2) persen," ujar Isti.
Dirinya berkata, kalau sebelumnya di kediaman Guntur49 ini sudah ada 5 orang terpapar covid. Terangnya, Ibarat makhluk Homo politicum, seperti halnya, Justru kita akan mati, jika tidak saling ketemu. Seperti burung kira kira.
"Maka itulah, kami disini taruh ada beberapa kandang burung, dan dipiara itu disini. Rencana nya, nanti akan digunakan untuk aksi (demo)," kata Isti mengatakan.
Sebagai makhluk politik dimana tidak jumpa, dan hanya di langit langit Internet itu. Sementara, di dunia datar itu, serasa kita tidak akan hidup. Dalam peristiwa pandemik ini ada seakan konsolidasi oligarkhi. "Tengoklah, saat ini kita ambruk bila ditinjau dari sisi budaya, sosial, ekonomi bahkan dari sisi sains terasa juga," timpalnya mengkritisi ringan
Isti menjelaskan para pemikir dunia bahkan merespon masalah pandemi ini dengan berbagai solusi dan resepnya. Akan tetapi, dianggap kita tidak berdaya sama sekali. Bahkan, artis artis yang sudah mumpuni (kaya) dan mapan saja, sudah mulai teriak dikarenakan mencari pekerjaan. Apalagi kita sebagai makhluk politik, dengan tidak saling berjumpa, pungkasnya singkat.
Di samping itu, Ibu Elly yang kesehariannya aktif dan berprofesi selaku advokat mengemukakan bahwa dirinya sebenarnya juga tidak terlalu banyak mengetahui. Dimana hanya melalui watsap dan grup grup. Tidak melalui media nasional.
menurutnya rata rata semua bercerita tentang persoalan, baik perihal pemerintahan ataupun seseorang yang terzolimi. Namun tidak bahas soal solusi nya, paparnya.
"Tidak ada yg bahas soal Solusi. Ayolah mari, bagaimana solusinya, sampai detik ini belum mencari solusinya. Untuk itu kepada wadah ini yang secara potensial, meski tidak VIP namun FORJIS luar biasa. Tetap menampung aspirasi masyarakat, yang penting aspirasi kita tersampaikan," imbuh Elly menambahkan.
"Mari kita cari solusi kebangsaan, apa yang kita cari ke depannya," tutupnya menandaskan.(Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar