BERITA TERKINI

Mengenal Naskah (Kerajaan) Melayu



H. Albar S Subari ( Ketua Pembina Adat Sumsel / Peneliti Hukum Adat Indonesia ) dan


Marsal ( Penghulu Kecamatan Muaraenim / Pemerhati Hukum Adat )


Muara Enim,Khatulistiwa News.com.
Kebudayaan Melayu merupakan salah satu kebudayaan tertua di Nusantara. Istilah melayu sendiri dapat dipastikan sama tua atau barangkali malahan lebih tua lagi dari pada sejarah keberadaan aksara di bumi Melayu. Istilah Melayu pertama kalu muncul pada tahun 671 M oleh seorang biksu Tiongkok bernama I-Tsing yang pada saat iru bermukim di kerajaan Melayu (Jambi)  yang terletak di lembah Batang Hari untuk memperdalam pengetahuan mengenai filsafat agama Budha.

Kemudian pindah ke kerajaan Sriwijaya yang  pusatnya berada di lembah Sungai Musi di sekitar kota Palembang untuk menjalin dan menerjemahkan naskah naskah Sanskerta.
Serangan pasukan Cola dari India Selatan yang terjadi di tahun 1025 menjadi pukulan berat bagi Sriwijaya sehingga kerajaan Melayu sempat bangkit lagi sampai pada akhir abad ke 15 ketika hampir seluruh kawasan Indonesia bagian barat berada di bawah kekuasaan Majapahit, yg telah menyerang dan menghancurkan baik di Jambi maupun Palembang. Namun keruntuhan kerajaan Melayu bukan berarti bahasa Melayu kehilangan tempat di sejarahnya. Malahan sebaliknya, bahasa Melayu yang sekarang tidak lagi ditulis dengan aksara pasca Palapa melainkan dengan huruf jawi, berkembang menjadi bahasa penting di kawasan Asia Tenggara.

Pada abad ke 16 bahasa Melayu meraih puncak kejayaannya. Bahasa Melayu luas digunakan di kalangan para saudagar dan malahan menjadi bahasa utama dalam hubungan internasional. Pada saat itu hampir seluruh alam Melayu telah memeluk agama islam, tradisi pernaskahan Melayu meraih puncak kejayaan. Huruf Jawi sudah mulai menggeser aksara pasca Palawa di berbagai tempat sedini diabaf ke 14.sebagaimana disaksikan oleh prasasti Jawi tertua, yaitu prasasti Terangganu yang bertarikh 1326 M atau 1386 M.

Diilhami oleh tradisi islam berkembang tradisi pernaskahan Melayu yang tidak merupakan tiruan belaka melainkan memiliki jati diri sendiri.
Pada awal ke 17 kebudayaan Melayu merupakan salah satu kebudayaan terpenting dan berpengaruh di Nusantara dan bahasa Melayu yang telah sangat dipengaruhi oleh agama islam dengan masuknya ratusan kata serapan dari bahasa Arab dan Parsi, malahan menjadi bahasa yang dipilih oleh para misionaris untuk menyebarkan agama Nasrani yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, dan kemudian dilanjutkan oleh bangsa bangsa Eropah lainnya, terutama Belanda dan Jerman.

Bahasa Melayu juga digunakan oleh penjajah Belanda dan Inggris sebagai bahasa pengantar di bidang administrasi dan komunikasi dengan bangsa pribumi di seluruh kawasan penjajahan mereka termasuk di daerah yang tidak berbahasa melayu seperti di Jawa, Bali, dan Indonesia Timur. Bahasa Melayu kini menjadi bahasa nasional di Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura dengan jumlah penutur yang mencapai hampir 250 juta orang

Prasasti prasasti yang diwariskan oleh Sriwijaya yang semuanya berasal abad ke 7 dan berbahasa Melayu Tua, membuktikan bahwa Bahas melayu adalah bahasa yang sangat tua, akan tetapu pengetahuan kita tentang perkembangan bahasa melayu itu sangat terbatas. Hal ini dikarenakan jarangnya prasasti yang berbahasa melayu, sementara naskah melayu yang ditulis pada kertas tidak dapat bertahan lama diiklim tropis sehingga hanya sejumlah kecil naskah yang ditulis sebelum abad ke 7 masih ada sampai sekarang. Karena kebanyakan naskah melayu sebelumnya diketahui ditulis dengan huruf Jawi, maka malahan ada pakar yang meragukan bahwa sebelum  zaman islam lernah ada tradisi penaskahan Melayu.(Redaksi)


Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.