Postingan
Muara Enim-- Khatulistiwa News.com.
Proyek strategis nasional pembangunan jaringan gas bumi yang dikerjakan oleh PT. Pratiwi - Damma menuai kontroversi antara kades Tegal Rejo dan BPD.
H.Maryanto.AD ketua BPD Desa Tegal Rejo menjelaskan pembangunan gardu Regulating Stasion Induk (RS1) yang dibangun ditanah milik Desa, tepatnya didepan kantor kades Tegal Rejo tanpa koordinasi lagi dengan kami sebagai ketua BPD.
Seharusnya Teguh selaku kepala Desa Tegal Rejo jangan memberikan izin sepihak kepada PT. Pratiwi-Hamma tanpa memberitahukan dan mensosialisakan dahulu kepada masyarakat sebelum membangun gardu induk, ini sangat merugikan dan bisa berdampak kepada masyarakat sekitar.
Saat dikonfirmasi oleh media ini di dampingi pengurus DPC JPKP. Lawang Kidul, Teguh S kepala Desa Tegal Rejo menjelaskan saya dan beberapa kepala Desa pernah dipanggil oleh Camat Lawang Kidul tentang akan adanya jaringan pipa gas yang akan melewati Desa Desa penggalian pipa.
Desa Tegal Rejo termasuk salah satu tempat gardu induk (RS1).
Saat petugas Jargas mulai membangun sempat saya hentikan beberapa hari namun saya didatangi pihak jargas, setelah selesai koordinasi, pihak jargas pulang dan memberikan amplop ditaruh diatas meja, kemudian isi amplop itu saya bagikan dengan ketua RT.
Masalah dokumen dan surat lainnya yang pihak jargas berikan kepada saya tentang memberikan izin atau lainnya saya lupa apa saya pernah menerima atau tidak, karena saat itu saya lagi sibuk dan banyak urusan pekerjaan kantor.
Camat Lawang Kidul Andrille Martin
saat ditemui awak media ( 07/09/2020) menerangkan, saya memang pernah mendengar sepintas penjelasan secara lisan dari kepala Desa Tegal Rejo tentang bangunan gardu induk jargas (RS1), namun saya belum tahu apa sudah ada izin apa belum, karna kepala Desa Tegal Rejo belum membicarakan hal ini kepada saya, karna saya baru tiga bulan menjabat Camat Lawang Kidul ucapnya. (Raswan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar