BERITA TERKINI

APA KABAR 100 HARI SUB HOLDING PERTAMINA YA ?

 



JAKARTA,Khatulistiwa News.com- Salamuddin Daeng, Pengamat Ekonomi Politik AEPI sampaikan bahwa seiring kurun waktu berjalan seyogyanya publik ingin tahu bagaimana perkembangan sub Holding pertamina? 


"Apakah baik baik saja atau ambyar? Apakah  strategi sub Holding berjalan? Apa yang sudah dikerjakan? Apa yang sudah dihasilkan? Tidak ada kabar beritanya," cetusnya.


Sejatinya, apabila dilihat Pertamina sejak keputusan sub Holding Juni 2020 lalu menurut bung Daeng (sapaan akrab Salamuddin Daeng) mengatakan bahwa keadaannya biasa biasa saja. 


"Blok blok migas seperti rokan masih jadi polemik, apakah bisa jalan atau tidak. Masalah terbesar gak ada uang. Loh Katanya kalau sub Holding uang akan banyak masuk. Kilang juga masih seperti biasa, gak mungkin bisa bangun karena gak ada uang," lanjut Daeng penuh tanda tanya.


Selain itu, menurut informasi sebelumnya kemuka Daeng 'Katanya' kalau sub Holding bisa banyak uang buat bangun kilang."Yang lain hilir ya masih jual BBM seperti biasa. Kalau jual BBM bisalah dapat untung tapi uangnya tak akan cukup buat kelola blok migas rokan dan bangun kilang," bebernya lagi.


"Katanya kalau sub Holding, aset aset anak perusahaan bisa dikocok, bisa dimainkan di pasar modal, bisa buat jaminan utang. Aset ribuan triliun milik anak-anak dan cicit cicit perusahaan bisa dikocok agar bisa menghasilkan banyak uang," timpalnya kembali. 


Lalu, kemuka Daeng selanjutnya Apakah sejauh ini sudah berjalan, aset aset Pertamina 'laris manis' di pasar modal, banyak yang mau memberikan utang? 


"Kalau memang sudah berjalan demikian berarti sang dalang sub Holding cukup pintar. Kalau bisa kasih info supaya kita bantu viralkan di medsos," ujarnya.


"Padahal sudah lebih dari 100 hari. Sudah waktunya di evaluasi. Diumumkan ke publik capaiannya capaiannya? Apa yang sudah di raih.  Konon ada kabar bahwa dalang dibalik sub Holding pusing tujuh keliling. Tidak tau harus mulai dari mana? Tidak tau akan berakhir dimana? Para pejabat baru hasil sub Holding juga pasti bingung mau ngapain dan sudah ngapain?," imbuh pengamat Ekonomi itu.


"Padahal katanya sub Holding ini seharusnya bekerja dalam hukum restrukturisasi agar pertamina banyak uangnya.Rutenya adalah  kocok aset, supaya aset ini bisa di perdagangkan baik langsung maupun tidak langsung, dengan demikian bisa dapat uang," ujarnya. 


"Selanjutnya dengan uang tersebut pertamina bisa kelola hulu migas yang sedang sekarat dan kilang yang sedang mangkrak, dan stok BBM yang menumpuk tidak terjual. Jadi bagaimana ? Apakah semua ini sudah tercapai? Menteri BUMN kan jago dalam urusan kocok aset tambang. Kok sejauh ini cuma mampu gonta ganti pejabat?," Pungkas Daeng.(Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.