BERITA TERKINI

Pengamat Ingatkan Komitmen UE Terhadap Perjanjian Paris Bakal Hambat Ekspor Indonesia

 



JAKARTA,Khatulistiwanews.com  (12/04) - Diperkirakan dalam jangka waktu setengah abad dari saat ini di beberapa negara maju, khususnya yang berada di Uni Eropa (UE) tengah bersiap menghadapi musnahnya mesin pembakaran internal pengguna BBM. Terkait kondisi itulah, Pakar Ekonomi Politik Salamuddin Daeng mengemukakan bahwa Komitmen UE terhadap perjanjian Paris akan menghambat seluruh ekspor Indonesia ke Uni Eropa.


"Ya, Eropa memang hendak meraih komitmen mereka untuk cop 21. Ditambah, pertemuan lanjutan besok akhir tahun cop 26 di glasgow scotlandia. Ini akan menyepakati bahwa tahun 2050 eropa sudah zero emisi," Jelas Daeng.


"Tidak ada minyak dan berhenti menggunakan seluruh pembangkit batubara," Kemukanya.


Singkat cerita, diperkirakan di masa depan saja untuk penerbangan penumpang bakal dilakukan dengan pesawat terbang hibrida maupun yang sepenuhnya berdaya listrik, seperti produksi Zunum Aero.


Sehubungan dari itulah, menurut prediksi Profesor Seba menduga EV akan meraih kesetaraan harga dalam 5 tahun ke depan, dengan harga rata-rata di bawah US$ 20 ribu. Sekarang ini, harga rata-rata kendaraan pengguna BBM adalah US$ 24 ribu.


Ibaratnya, dengan nasib perusahaan kamera Kodak yang kelabakan menghadapi kehadiran kamera digital. Yang mana, pasca melewati titik itu, EV akan menang dalam hal biaya perawatan. Karena komponen-komponen bergeraknya lebih sedikit dan potensi usia pakai yang bisa mencapai 800 ribu kilometer, lantaran itulah mobil-mobil pengguna BBM bakalan menjadi barang usang. 


Lanjut Daeng memberikan penjelasan seperti hal yg beberapa pekan yang lalu, pasca terganggunya lalu lintas di terusan Suez, pasca kapal kontainer raksasa Ever Given berhasil dipindahkan setelah hampir sepekan kandas. Kapal sepanjang empat lapangan sepakbola yang membawa hingga lebih dari 18.000 kontainer tersebut berhasil mengapung lagi berkat pengerukan di tepi kanal.


Akan hal itu, menurut Daeng mengemukakan,"Apabila terusan suez terganggu, maka pasokan minyak ke eropa tentunya bakalan terganggu. Namun eropa akan menggunakan segala macam cara untuk mencapai target ini," paparnya


Diantaranya, kemukanya bahwa pajak barang barang akan mencapai 250 dolar per ton karbon. Berarti tidak ada lagi negara yang bersandar pada minyak yang dapat berdagang dengan EU."Selain itu komitnen yang sudah ada adalah tahun 2030 tidak ada lagi lembaga keuangan di seluruh eropa yang boleh membiayai energi fosil. Tahun 2025 mereka akan menekan sektor pernakkan untuk mengahiri pembiayaan terhadap energi fosil," jelas Daeng 


Imbasnya, lanjut Daeng menyebutkan,"Jika negara timur tengah dan negara lain gagal mencapai misi ini, maka tidak bisa lagi mereka berdagang dengan EU yang merupakan pasar paling besar di dunia bersama Amerika dan China," pungkasnya.


"Tentunya, sudah pasti mengandung energi kotor atau fosil. Sementara, seluruh investasi masuk yang cukup banyak berasal dari EU," paparnya.(Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.