Politik Hukum Dengan Pendekatan Budaya

  

Oleh : 

H. Albar Sentosa Subari ( Ketua Forum Panca Mandala Sriwijaya ). 

Dan 

Marsal ( Penghulu KUA Kec Muara Enim )

Muara Enim, Khatulistiwa. News.com-(19/4/21) Judul di atas terdiri dari tiga kata kunci yaitu, politik, hukum dan budaya. 

Didalam kehidupan bernegara bermasyarakat dimensi budaya seharusnya mendahului dua dimensi politik dan hukum, karena di dalam dimensi budaya itu terkandung seperangkat nilai yaitu nilai berpolitik dan pembuatan aturan hukum. 

Karena diharapkan akan mencerminkan nilai nilai luhur yang dimiliki bangsa. 

Pada prinsipnya bahwa di dalam masyarakat berkembang terutama negara kita yang berpalsafah Pancasila di antara ke tiga nya (politik, hukum dan budaya saling menopang satu sama lain ). 

Yang penting menurut tinjauan kebijakan strategis, ialah sejauh mana Lembaga perumus kebijakan dan pembuat peraturan hukum, secara konsisten tetap mengacu kepada nilai nilai filosofis itu, supaya setiap garis kebijakan dan aturan aturan yang tercipta dinilai akomodatif dan responsife terhadap aspirasi masyarakat, secara adil dengan perhatian yang merata. 

Kearifan politik dengan pendekatan budaya seperti ini adalah menjadi tuntutan konstitusional seluruh rakyat Indonesia yang struktural sosialnya penuh keanekaragaman, pluralisme dan heterogen, beragam ragam sub etnik, agama, adat istiadat dan unsur unsur budayanya. 

Semua nilai nilai di atas merupakan nilai dasar untuk mengujudkan cita hukum yang ada di rumuskan dalam pembukaan Undang Undang Dasar kita (UUD RI 1945). 

Kalau kita menggunakan istilah pakar filsafat pancasila Notonegoro dalam bukunya Nilai Nilai Pancasila Dalam Kajian Ilmiah mengatakan bahwa tujuan dari semua nilai adalah mewujudkan keadilan disemua sektor baik secara pribadi maupun antar pribadi (istilah Prof. Purnadi Purwatjaraka)  dalam bukunya Prihal Kaedah Hukum yang ditulis bersama Prof. Dr. Soerjono Soekanto Guru Besar Sosiologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Guru Besar tamu di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya disekitar tahun 1980. (Redaksi)