BERITA TERKINI

Koordinator CBA : Demi Marwah NU KPK Harus Usut Dugaan Politik Uang di Muktamar

 



JAKARTA,Khatulistiwa News-  (23/12) - Jajang Nurjaman Koordinator CBA (Center for Budget Analysis) meminta KPK turun tangan mengusut dugaan praktik politik uang dalam ajang muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34. 

Jajang sampaikan, KPK harus menyelidiki aktor utama serta sumber danannya darimana saja. " Muktamar NU ke-34 terancam rusak marwahnya karena dugaan praktik politik uang. Diduga beberapa Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) ditawari Rp 50 juta, angka ini jika dikali dengan total suara sah sekitar 219 totalnya mencapai Rp25.950.000.000 perkiraan uang yang siap dibagi-bagikan oknum tim sukses  di ajang muktamar," ujar Koordinator CBA.


Jikalau dugaan politik uang benar-benar terjadi, muktamar NU tidak ada bedanya dengan pemilihan ketua umum (Ketum) partai politik, ungkap Jajang.


" Dimana jual beli suara lazim terjadi. Praktik politik uang sangat berbahaya karena bisa melahirkan pemimpin yang tidak berintegritas dan bahkan bisa merugikan keuangan negara," kata Dia 


Menurutnya, Patut diduga, dugaan praktik politik uang dalam muktamar NU ke-34 karena elite politik ikut yang bermain, dan ingin menang." Mentang mentang, sudah pada banyak duit, dan jadi pejabat, mereka mempengaruhi pengurus NU daerah dengan memberikan duit, dan lalu melakukan karantina seperti warga kena covid 19," kata Jajang.


Pengurus dan tokoh NU harus sadar bahaya praktik politik uang dan jangan sampai tergoda dengan bujuk rayuan oknum tim sukses, atau politisi busuk Jangan sampai muktamar NU ke-34 melahirkan pemimpin yang tidak berintegritas karena tidak siap kalah dan akhirnya menghalalkan segala cara, ujarnya.


Akan menjadi aib bagi warga Nahdlatul Ulama jika pengurusnya tergoda uang haram dalam acara sakral. Jangan sampai pengurus NU selesai muktamar dari Lampung dan pulang ke kampung masing-masing malah membawa aib dan aroma busuk karena menerima uang haram seperti korupsi uang kardus durian." Yang sampai sekarang, bau kardus durian, tidak hilang hilang lantaran penciuman umat sangat tajam tidak bisa diakalin," pungkas Dia.(Niko)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.