BERITA TERKINI

PENGARUH PSIKOLOGI ANAK PADA HUBUNGAN KELUARGA



Muara Enim Khatulistiwa News,- Siapa sih yang tidak ingin memiliki keluarga yang harmonis? Pasalnya, keluarga harmonis juga turut memengaruhi kondisi psikologis anak. Si kecil akan merasa selalu merasa disayang dan mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Ia pun akan tumbuh dengan diliputi perasaan bahagia.

Meski begitu, tak semua pasangan berhasil membina rumah tangga yang harmonis. Tak mengherankan, karena menyatukan dua pikiran bukan menjadi hal yang mudah dilakukan. Terkadang, ego masih saja selalu diutamakan, membuat pertengkaran menjadi tak terelakkan. Padahal, pertengkaran orang tua dan ketidak harmonisan rumah tangga juga turut membawa pengaruh negatif terhadap kondisi psikologis anak. Berikut beberapa pengaruh psikologi anak pada hubungan rumah tangga yang perlu orang tua ketahui. 

Keluarga yang Tidak Harmonis Membuat Anak Stres

Orang tua perlu tahu, bahwa anak yang sering menyaksikan orang tuanya berdebat atau bertengkar akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah stres dan kurang bahagia. Ia pun cenderung akan lebih tertutup kepada orang lain. Ini disebabkan karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari kedua orang tuanya. Bukan tidak mungkin jika pada akhirnya anak akan mengalami salah pergaulan.

Anak akan Bersikap Agresif dan Kasar

Sudah menjadi sifat alami anak untuk meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Oleh karena itu, selalu memberikan contoh yang baik dan hindari kekerasan di dalam rumah. Kondisi keluarga yang tidak harmonis akan membuat anak cenderung bersikap agresif dan kasar kepada orang lain. Bahkan, ia tak segan memukul siapa saja yang tak disukainya tanpa alasan yang jelas. Si kecil juga akan mudah emosi dalam menghadapi segala permasalahan nantinya.


Anak akan Lebih Pendiam dan Menjadi Antisosial

Berada di dalam kondisi keluarga yang tidak harmonis menjadi beban tersendiri bagi anak. Pastinya, ia tidak ingin orang lain mengetahui bagaimana keadaan keluarganya. Inilah yang membuat anak jadi lebih pendiam dan cenderung antisosial. Ia tidak ingin bergaul dengan siapa pun dan lebih memilih menyendiri.

Anak akan Kehilangan Figur Teladan

Pengaruh psikologi anak pada hubungan rumah tangga yang tidak harmonis selanjutnya adalah tidak adanya figur dewasa yang bisa dijadikan teladan oleh sang anak. Ia pun akan berpikir bahwa tidak ada orang dewasa yang bisa dipercaya dan dicontoh. Jika dibiarkan, anak akan merasa kesepian dan rentan terserang depresi.

Anak akan Kehilangan Rasa percaya Diri

Rasa percaya diri yang kuat pada diri anak timbul karena dukungan dari kedua orang tuanya. Adanya motivasi dan pujian dari ibu dan ayahnya akan membuat anak lebih bersemangat untuk menjalani segala aktivitasnya. Sebaliknya, anak yang berada di lingkungan keluarga yang tidak harmonis akan kehilangan motivasi dan semangatnya. Tak mengherankan jika ia akan tumbuh menjadi anak yang pasif dan tidak percaya diri.


Pendidikan Anak Pun akan Terganggu

Anak yang mengalami stres tidak akan pernah bertumbuh dan berkembang dengan sempurna. Termasuk dari segi akademis atau pendidikannya. Ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi dan gaya hidupnya. Hilangnya semangat akan membuat anak malas beraktivitas dan cenderung bertingkah semaunya. Ia akan merasa pendidikan tak lagi menjadi hal yang penting.

Anak akan Berisiko Memiliki Masalah Mental ketika Dewasa

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The University of Sussex mengemukakan bahwa anak yang melihat kedua orang tuanya bertengkar berisiko memiliki masalah mental ketika ia beranjak dewasa. Bahkan, pada kasus perceraian yang tergolong ekstrem, bukan tidak mungkin anak yang berada dalam lingkungan keluarga tak harmonis memiliki risiko tinggi untuk lebih cepat mengakhiri hidup.(Haladoc/Red)

 


Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.