JAKARTA,Khatulistiwa News- (08/11) - Mirah Sumirat, Presiden ASPEK Indonesia, mengkritisi kewajiban PCR. Dia juga mengkritisi dugaan pemaksaan vaksin kepada masyarakat. Kritik soal keduanya ia gaungkan lewat tagar #StopWajibPCR #JanganPaksaVaksinasi, demikian kata Mirah memberikan pernyataan singkat. Jakarta, Senin (08/11)
Pasalnya, kewajiban PCR seperti dijadikan lahan bisnis oleh pihak tertentu, ungkapnya.
Pantaslah PPKM terus diperpanjang!! Ternyata sungguh keterlaluan rakyat di bikin ketakutan dengan diminta mengurung diri, akhirnya terbongkar perlahan ada bisnis di balik pandemi #StopWajibPCR #JanganPaksaVaksinasi,” kritis Mirah di Twitter miliknya @m_mirah Ahad (7/11).
Menurutnya, sungguh suatu kolaborasi yang keji jika penguasa dan pengusaha bersama-bersama dengan secara sadar dan sengaja “memeras” rakyat lewat keputusannya dengan mengatasnamakan demi kepentingan negara pada saat pandemi terjadi.
Lantaran itu, Mirah meminta agar Setop wajib PCR dan jangan paksa vaksin pun kembali ia gaungkan.
Terpisah, Psikolog Lita Gading, pun turut menjelaskan kalau PCR itu penting untuk dilakukan, demi kesehatan kita semua.
"Namun, tidak berbayar. Karena, tanggung jawab Pemerintah. Dan juga para tenaga kesehatan harus di bayar dengan layak," pinta Lita menyarankan.
"Dan terjadi dualisme kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah !, Bahkan membingungkan kita semua," Timpalnya hampir senada dengan pernyataan Mirah
Menyoal terkait PCR, sebagaimana kabar yang beredar belakangan ialah terkait harga. Bahkan, banyak pihak menyoroti hal tersebut. Harga PCR bikin sebagian orang merasa keberatan. Tak pelak, patut diduga Harga PCR kabarnya juga disalahgunakan dengan mengambil untung dari itu.
"Maka itulah, Intinya Gratis," tandas Lita Gading. (Niko)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar