BERITA TERKINI

Hardjuno : Kecamuk 'Epidemik Ganda' Landa Indonesia, Pemerintah Mesti Jeli Hindari Konflik Horizontal !


JAKARTA KN,- Epidemic Global corona virus yang dimulai semenjak Desember 2019 di Kota Wuhan, Cina, kali pertama terdengar. Kini menjadi Pandemi yang begitu cepat melanda negara-negara di ASIA, benua Eropa, bahkan AS sbg negara adi daya tiada mampu menghindarinya,  bahkan Australia serta beberapa negara sudah lainnya telah menerapkan kebijakan 'Lockdown' dalam rangka pencegahan maupun antisipasi penularan Covid 19 nama lain dari Corona menjadi musuh bersama para negara di dunia. Jakarta, Rabu (25/3)



Sepekan lalu, Rabu (18/3) Malaysia telah umumkan lockdown total selama 2 pekan. Lalu, negara Selandia Baru ambil langkah 'Full Lockdown' selama seminggu akibat wabah covid-19, di Eropa, Italia menjadi negeri yang menduduki peringkat pertama yang telah menelan korban jiwa hingga hampir menyentuh angka 5.000 jiwa hingga hari ini. Selanjutnya, China peringkat kedua sekitar 3.000 meninggal dunia, dilanjutkan Spanyol sebanyak 2.500 jiwa, Iran sekitar 1.500 jiwa kemudian sejumlah negara negara lain korban Covid-19 seperti Inggris, U.S, Perancis, Swedia, Switzerland, Korsel.

Covid - 19 yang jadi predikat 'pandemic global' di dekade kedua era tahun 2000 ini. Menurut Hardjuno Wiwoho, Sekjen Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) memiliki perspektif bahwasanya situasi di Indonesia sedang alami 'Epidemic Ganda'. Akan tetapi, peristiwa ini sepertinya membuat gugup para pengambil keputusan hingga diperlukan satu solusi bersama yang kongkrit mengatasi peristiwa kini terjadi, sangat diperlukan kehati - hatian di situasi genting saat ini dalam mengambil keputusan tepat.

"Pandemi virus Corona mau tidak mau, suka tidak suka akan mengguncangkan ekonomi dunia. Khususnya, negara yang alami dampak virus Corona. Kekhawatiran muncul betapa saya rasakan apabila ekonomi kita tiada kuat hingga akan muncul ketakutan adanya penumpang gelap yang bakal memanfaatkan dalam setiap kebijakan pemerintah dalam mengambil keputusan atas penanganan Covid 19," imbuhnya mencermati.

"Secara halus mungkin ini peringatan dari Tuhan. Dulu penyakit HIV-AIDS ditakuti tp seiring waktu peringatan dari Tuhan belumlah dirasa cukup hingga tiba Corona membuka mata manusia di bumi untuk kembali sentilan diberikan.

HIV-AIDS keduanya adalah persoalan pribadi perilaku didasari kebersihan dalam kehidupan sehari hari. Tubuh manusia perlu virus, namun immune atau kekebalan tubuh mesti dirawat dan dijaga dengan baik" ujarnya.

Berbicara mengenai kebersihan, Ketua HMS Center itu mengingatkan 'droplet' itu menempel di baju, tangan, atau bagian tubuh, lalu masuk ke organ vital lainnya, seperti paru paru dsb. Virus bukanlah melalui udara (airbone), namun dari droplet yang menular, menempel di baju dan  tangan.

Didasari hal tersebut Sekjen HMS yang akrab di panggil Mas Hardjuno mengemukakan, lakukan pada diri untuk menjadikan kebersihan pada diri pribadi dalam berkehidupan sehari hari.

Perlu digaris bawahi, yang menjadi persoalan dikatakan Hardjuno bukan saja  saat ini, namun nanti saat masa recovery dibutuhkan jauh energi yang lebih besar untuk memperbaiki keadaan dan itu NEGARA WAJIB HADIR memberikan solusi terbaik jangan menjadi sebuah bom waktu atas keguncangan yang saat ini terjadi perlahan telah menampakan keguncangan pada dunia usaha makro maupun mikro secara luas, ini menjadi tugas pemerintah untuk menjaga stabilitas  perekonomian, keamanan dan politik dalam proses pemulihan kelak.

"Jikalau fase 91 hari terhitung dari sekarang, bagaimana coba ? Momen kita tiada lama lagi memasuki bulan suci Ramadhan disusul Idul Fitri. Bila terjadi bahwa karyawan di rumahkan bagaimana kita menghadapinya dan ini menjadi PR besar pemerintah untuk melindungi warganya bagi yang merayakan. Diingatkan Hardjuno bahwasanya suatu negara akan guncang  bila sudah terkait akan ekonomi karena dasar hidup adalah masyarakat dapat bekerja dan berusaha untuk mendapatkan hasil.

Lebih lanjut, Dirinya menyampaikan sebaiknya saling mengulurkan tangan dan bagi memiliki penghasilan lebih marilah berbagi dengan sesama. “Ikuti standard protokoler, keimanan, kebersihan dan sebagainya. Lalu, menjaga situasi kesehatan dan menilai tubuh kita masing masing. Jangan sampai Corona menjadi momok akan kematian yang menyebabkan kepanikan. Munculnya Covid - 19 atau tidak, ini soal Keimanan pada diri seseorang, langkahnya jaga kesehatan dan kebersihan diri, karena kebersihan adalah sebagian daripada iman.” paparnya.

Dengan kondisi Indonesia yang sudah dikuasai Kapitalis seperti ini. Dihimbau untuk,"Para 'bankir bankir' tunjukkan nuranimu sudah menjadi keharusan hadir dan support serta sejahterakan masyarakat. Konglomerat yang telah banyak meraup untung di Republik ini, sebaiknya sumbangkan pada negara. Kembalikan ke negara untuk support dan subsidi. Jangan cari simpati dengan memberikan langsung ke masyarakat," sindirnya.

Seperti halnya, pemilik BCA, Budi Hartono lebih dari 1 dekade menjadi orang paling tajir se Indonesia yang telah bertahun tahun menerima subsidi obigasi rekap dari negara yang mana PATUTI DI DUGA telah terjadi FRAUD atas pembelian BCA oleh Budi Hartono yang berlangsung pada rezim Megawati berkuasa yang telah merugikan negara triliyunan rupiah...

Memang, pada hari Senin (23/3) Indonesia telah mendatangkan alat alat tes Corona dari China. Akan tetapi Hardjuno menyatakan Pemerintah belum berani 'Lockdown', meski sudah Semi Lockdown situasinya melanda negeri.

"Banyak kalangan sudah mengeluh, apalagi terkait Dollar yang sempat di angka 16.660 rupiah hari ini. Mungkin bila dolllar berada pada kisaran 17.000 rupiah, pemerintah dan kalangan dunia usaha belum nyatakan ini berat dan masih akan mampu bertahan. Tapi saat dollar terjun bebas menyentuh angka 20.000 sampai 21.000 dpt diramalkan akan terjadi keguncangan hebat pada republik ini dan dapat menimbulkan chaos di masyarakat. Maka, jaga situasi ini dengan benar !,"

"91 hari kita akan bakal alami situasi seperti ini. Bisa akan terjadi  konflik Horizontal nantinya yang menjurus revolusi atas hilangnya kepercayaan masyarakat pada rezim saat ini. Lihat himbauan tempo hari  dari Presiden, anjuran dan kebijakan, baik support pada masyarakat untuk bantuan ini dan itu , jalankan dengan baik dan benar. Jangan pernah sampai ada oknum yang memanfaatkan dan bermain pada situasi yang kini terjadi," paparnya.

Dalam penanganan dan pencegahan Covid-19, Indonesia tidak bisa disamakan dengan negara lain, namun perlu kontempelasi diri. Butuh perhatian khusus menghadapi  orang orang yang memanfaatkan situasi saat ini.

Ditinjau dari segi ekonomi, sektor retail tentunya mengalami kesulitan yang paling berat dan nyata. Padahal, mesti support dan gaji karyawan. Dapat kita lihat saat telekonference, Presiden Joko Widodo mengaku sudah mengintervensi lembaga perbankan dan non perbankan lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menunda tagihan kredit kepada debitur selama setahun dimana penundaan dikhususkan pada mereka yang punya nilai kredit di bawah Rp 10 miliar.

"Namun dari pihak bank maupun leasing belum tentu akan terima pernyataan presiden. Lagipula, Itu baru pernyataan saja kok dari kepala Negara.

Lanjut dikatakan Hardjuno, saat ini dibutuhkan dan dihimbau pada semua komponen anak bangsa untuk bersama sama menghadapi cobaan yang terjadi pada negeri yang kita cintai, buang ego sektoral,  saatnya tiba untuk kita bahu membahu dan yakini kita akan berhasil dan mampu atas ridho dari TUHAN.(Nick)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.