BERITA TERKINI

Warga Dilanda Problem Covid-19, YLKI Buka Pengadukan Online


JAKARTA KN,- Wabah virus korona bukan hanya meluluhlantakkan sendi-sendi pelayanan kesehatan masyarakat, namun juga sendi sendiri perekonomian, bahkan sampai di level mikro. Demikian ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan tertulis dirilis pewarta. Rabu (1/4).

"Lebih dari itu, wabah virus corona juga merusak sendi-sendi pelayanan dasar bagi konsumen, dan atau pelayanan publik secara keseluruhan," kata Tulus.

Dikatakan Tulus, selama wabah virus corona atau Covid-19 melanda Indonesia, berdasar monitoring dan pengaduan konsumen ke YLKI, ada beberapa hal komoditas barang dan pelayanan yang dikeluhkan konsumen, bahkan profesi kesehatan.

Beberapa hal permasalahan itu antara lain, sulitnya masyarakat mendapatkan masker, hand sanitizer, bahkan produk multi vitamin, khususnya vitamin C. "Selain barangnya langka, kalau pun ada harganya selangit. Bahkan banyak terjadi penipuan penjualan secara online. Pengaduan terkait kelangkaan atau makin minimnya APD (Alat Pelindung Diri,red) bagi tenaga medis, baik dokter atau perawat, dan para medis lainnya," kata Tulus.

Menurut Tulus, pengaduan masalah alat-alat kesehatan meliputi antara lain soal ketersediaan barang, harga yang tidak wajar, produk substandar, dan bahkan dugaan persaingan usaha tidak sehat.

Selain itu, kemuka Tulus mengatakan bahwa ada juga pengaduan masyarakat yang sulit mengakses pelayanan rumah sakit, baik untuk pelayanan Covid-19 dan atau pelayanan reguler.

"Banyak calon pasien yang telantar di RS, karena pelayanan RS terfokus atau terkuras untuk pelayanan pasien yang berhubungan dengan Covid-19," ujar Tulus.

"Pengaduan sulitnya melakukan 'refund' atau bahkan 'cancel' tiket pesawat, dan atau hotel yang dipesan via Online Travel Agent (OTA). Saat wabah seperti ini, seharusnya managemen OTA mempunyai 'urgent respons' yang memadai, bukan malah mempersulit konsumen, apalagi mengenakan biaya administrasi atau bahkan memotong uang konsumen," ujar Tulus.

Selanjutnya, menurut Tulus juga ada pengaduan soal lambatnya akses internet.

"Di banyak lokasi pelayanan internet mengalami 'down'. Dikarenakan tingginya penggunaan akses internet untuk 'WorkformHome', belajar jarak jauh, tele 'meeting', dan lainnya. Bisa jadi kapasitas 'bandwidth' internet operator terganggu," ungkap Tulus.

Selain itu juga ada penngaduan masalah leasing dan pelayanan perbankan. "Presiden menjanjikan relaksasi di sektor keuangan seperti untuk kredit leasing dan perbankan. Praktik di lapangan hal ini belum jelas eksekusinya," jelas Tulus.

Selanjutnya, ada juga pengaduan masalah komoditas esensial, terutama kebutuhan bahan pokok, terutama terkait ketersediaan, harga yang wajar, pembatasan pembelian dan fenomena 'panic buying'.

Lalu, terkait permasalahan-permalahan diatas, YLKI mendorong konsumen agar mengadukan ke Posko Pengaduan YLKI dengan secara  online via www.pelayanan.ylki.or.id, dan atau via nomor seluler 08129000999. Pengaduan dilengkapi dengan informasi, data, dan kronologi yang lengkap. berikut copy bukti transaksi, kata Tulus

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.