BERITA TERKINI

Dari Palembang ke Minangkabau

 


Oleh :


 H. Albar Sentosa Subari ( Ketua Pembina Adat Sumsel ). 

Dan 


Marsal ( Penghulu KUA Kecamatan Muara Enim )


Muara Enim,Khatulistiwa News(30/01)- Sebagai masyarakat yang tinggal di Pulau Sumatera boleh berbangga, bahwa riwayat Sumatera, berawal dari Sriwijaya.

Di zaman pemerintahan Maharaja Hsian di negeri Cina (memerintah 454-464), Maharaja itu telah menerima utusan dari Maharaja pulau Kandali. Kandali itu adalah pulau Andali, yang biasa juga disurat dalam huruf Cina ditulis' Kandalaih" atau ' Andalaih" . Itulah pulau Andalas ini, yang disebut oleh Ibnoe Bathuthutah dengan Sumatera,dan berpusat di Palembang (Hamka,1963).

Di tahun 502, tahun 519 dan tahun 520,datang pula utusan Maharaja Sriwijaya ke benua Cina.

Dari pulau Sumatera itulah disiarkan agama Buddha ke tanah Jawa, sampai ke negeri Jepang.

Di Palembang berdiri asrama Budha yang amat besar.Demang Lebar Daun sebagai pimpinan nya.

Di tahun 671 I.Tsing seorang muarricht (ahli sejarah) bangsa Cina telah melawat ke tanah Sriwijaya.Katanya kerajaan Sriwijaya berdiri ditepi sungai yang bernama" Mo-shi".

Waktu dia datang ke Sriwijaya, Maharaja sedang pergi berperang ke negeri Melayu, yaitu Indragiri,Kampar dan Siak.

Maharaja Sriwijaya itu menaklukan wilayah sampai ke seluruh Nusantara Indonesia dan sampai pula ke Sailon.

Jawa juga dibawah pengaruh nya.

Itulah sebabnya Ir.Soekarno pernah mengatakan bahwa riwayat Persatuan Indonesia sekarang ini, setelah merdeka, adalah pertama kalinya persatuan di zaman Sriwijaya dan kedua persatuan di zaman Majapahit serta yang ketiga di zaman persatuan Negara Republik Indonesia. Berawal dari tahun 1908 .

Sriwijaya mundur karena pertikaian agama, diantara madzhab Budha Hinajana dengan Mahajana.

Mahajana madzhab Budha terbesar di pulau Jawa.

Hinajana di Palembang mulai melemah. Maka masuklah Raden Wijaya,raja Singasari menyerang dan mengalahkan Sriwijaya di tahun 1275 M.

Lantaran Sriwijaya tidak bangun lagi, dipindahkan pusat kerajaan ke arah ulu,yaitu Jambi dengan Minangkabau sekarang ini,dengan nama Darma Sjraja ( jiwa yang bebas). Sejak itu dia telah menjadi sebuah kerajaan kecil yang tidak lagi mempunyai kuasa yang luas sebagai Sriwijaya dulu,sebab kebesaran telah pindah ke Jawa, kepada kerajaan Majapahit, yang diberi nama Singasari.

Waktu itu Raden Wijaya, menunjukkan, bahwa dia telah berkuasa' dibumi Melayu" itu, menaklukan Sriwijaya dan menyatakan" perlindungan" atas Darma Sjraja".

Telah dipakainya" adat raja" pada masa itu.Tandanya menang dibawanya dua putri Melayu ke tanah Jawa. Putri yang tua bernama Dara Petak, bergelar Sri Indrahwari,dan yang muda Dara Jingga, dijadikan permaisuri oleh Maharaja Majapahit yang bernama Maharaja Sri Marmadewa.Dan kemudian itu keturunan keturunan dari Majapahit dari permaisuri Melayu itulah yang dirajakan di Minangkabau, turun temurun.

Di tahun 1286 Baginda Maharaja Kartanegara mengirimkan patung Buddha ke Minangkabau sebagai tanda perhubungannya dengan raja raja keturunan Jawa itu. Sebagai simbol bahwa Minangkabau adalah suatu kerajaan berdiri sendiri di dalam lingkungan Majapahit.

Patung itu telah dibawa ke gedung arca Jakarta tahun 1935.(Redaksi)

Khatulistiwa News Designed by Templateism.com Copyright © 2014

Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.